SonoraBangka.id - Salah satu jenis sayuran yang biasa tumbuh di pinggir persawahan adalah genjer. Biasanya genjer diolah menjadi sayuran pendamping makan nasi seperti ditumis atau direbus biasa untuk jadi lalap. Rasa yang dipunyai genjer adalah pahit dan tekstur yang lembut, kenyal, dan sedikit renyah. Ternyata sayuran satu ini punya sejarah cukup panjang. Memiliki nama latin Limnocharis flava sayur genjer yang sejak dulu telah menjadi sayur primadona ‘wong cilik’ khususnya di zaman penjajahan Jepang.
Fadly Rahman pakar kuliner mengatakan, sejak dulu sayur genjer dikonsumsi oleh rakyat di pedesaan Jawa dan Sumatera untuk menu makan sehari-hari. “Pada masa-masa sulit sekitar tahun 1930-an pernah dianggap sebagai menu penyelamat ketika krisis pangan,” kata Fadly pada Kompas.com, “Genjer jadi lalapan orang Sunda, biasa lalap yang direbus atau ditumis lalu dinikmati dengan nasi, ikan air tawar atau ikan asin lalu dicocol dengan sambal,” lanjutnya.
Sayuran pahit konsumsi wong cilik
Terkenal dengan rasa pahitnya yang khas namun tak menghalangi sayur genjer untuk tetap jadi makanan idola di kalangan ‘wong cilik’ zaman penjajahan. Sejarawan yang juga akademisi Jurusan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Heri Priyatmoko, mengatakan bahwa sayur genjer telah lama menjadi makanan keseharian masyarakat akar rumput (masyarakat kelas bawah). “Wong cilik terbiasa mengolah bahan yang ada di sekitarnya, termasuk genjer atau paku rawan. Sayuran ini cukup akrab dalam ekologi persawahan,” kata Heri pada Kompas.com.
Petani desa kala itu mengandalkan persawahan atau hidup di alam agraris terbiasa memanfaatkan tumbuhan yang dipetik di lingkungan sekitarnya tanpa harus belanja. Rasa pahit pada genjer tak menghalangi masyarakat bawah untuk tetap mengonsumsi genjer, kata Heri,. Lidah masyarakat bawah sudah terbiasa dengan makanan pahit seperti genjer dan sayuran daun pepaya. Pahit ini seakan menjadi penggenap rasa yang memperkaya meja makan masyarakat Jawa. Jadi selain rasa manis, asam, dan gurih, ada pula rasa pahit yang terdapat pada makanan di meja makan.
Manfaat genjer
Sayur genjer juga dipercaya punya banyak manfaat kesehatan, tak hanya sebagai penggenap rasa. Tanpa harus bicara khasiat yang terukur lewat kerja laboratorium, mereka tetap menyantap sayur genjer. “Sayuran bagian dari tombo atau ramuan. Hal ini dipahami dengan metode ‘ilmu titen’, pengalaman empiris masyarakat Jawa menikmati sayuran genjer menghasilkan kesimpulan bahwa sayuran ini tidak beracun, makanya genjer terus hidup dan berhasil menerobos sekat waktu, walau hanya akrab di dunia wong cilik,” pungkas Heri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Panjang Sayur Genjer, Makanan Wong Cilik Saat Krisis Pangan", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2020/08/11/093000975/sejarah-panjang-sayur-genjer-makanan-wong-cilik-saat-krisis-pangan?page=all#page2.