Find Us On Social Media :
Suryanto alias Afong warga Air Mawar yang mencoba melakukan budi daya udang vannamei skala mini dengan empang plastik atau busmetik. (Ist / Diskominfo Babel)

Belajar Otodidak, Afong Budidayakan Udang Vannamei

Edwin Selasa, 8 September 2020 | 15:26 WIB

SonoraBangka.id - Udang vannamei saat ini menjadi komoditas primadona di Bangka Belitung. Bahkan, udang vannamei dapat dibudidayakan dengan skala kecil atau skala rumah tangga.

Suryanto alias Afong warga Air Mawar yang mencoba melakukan budi daya udang vannamei skala mini dengan empang plastik atau busmetik.

Awal mulanya, budi daya vannamei dilakukan saat Suryanto diminta oleh seorang kerabatnya mencari lahan untuk budi daya vannamei. "Dulu pernah diminta orang mencari lahan untuk budi daya udang, saya pikir tadinya budi daya vannamei perlu modal ratusan juta," ungkapnya.

Ketertarikannya semakin kuat saat menonton di kanal youtube "Merajut Asa Budi Daya Vannamei" dari kelompok Mulyo Sari di Pacitan. "Lihat di youtube mereka berhasil sekali bisa membuat sejahtera kelompok. Lantas saya pikir kalau di Jawa saja bisa, kenapa di Bangka yang lahannya luas, alamnya cocok tidak dimanfaatkan? Apalagi kebetulan punya lahan di Air Mawar ini yang sumber airnya bisa untuk budi daya udang," ujarnya saat ditemui di empang vannamei miliknya di Kelurahan Air Mawar, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang, Selasa (8/9/20).

Lebih lanjut, dengan bermodalkan uang lima puluh juta, Suryanto pada bulan April lalu mulai menggarap lahan seluas 900 meter milik keluarga lalu dijadikannya satu kolam produksi seluas 200 meter.

"Mulai mengeruk kolam, cari benur dan pakan, proses tebar benur, pengairan hingga panen semua saya lihat di youtube caranya," ungkapnya.

"Jaman sekarang enak, apa saja bisa dipelajari lewat internet, di youtube semua lengkap. Saya sama sekali tidak punya dasar budi daya udang, semua otodidak. Asal kawa pasti bisa," ujarnya.

Saat ini kolam produksi yang dikelolanya sudah panen satu kali dengan jumlah panen mencapai 500 kilogram udang vannamei ukuran 53 dengan harga jual perkilo senilai 70 ribu rupiah.

Suryanto Afong memperkirakan sudah akan balik modal pada panen kedua nanti, bahkan berencana menambah kolam produksi lagi.
"Rencananya nanti nambah kolam, mau bikin bioflok udang untuk dirumah, mau merubah struktur kolam yang ada disini dan terus belajar menambah ilmu budi daya," pungkasnya.

Pengawas Perikanan Budidaya DKP Babel, Suti Maryati mengatakan budi daya udang skala mini sangat mungkin dikembangkan di Bangka Belitung.

"Budi daya udang skala rumah tangga bisa dilakukan dan tidak membutuhkan modal yang terlalu besar, contohnya milik Afong ini, busmetik pertama perintis di Pangkalpinang," ungkapnya.

"Karena ini perintis kami berharap akan muncul empang vannamei lainnya, karena wilayah pesisir di sini banyak lahan yang bisa dikembangkan, untuk modal boss membentuk kelompok dan mengajukan lewat KUR," ujarnya.

Suryanto Afong sendiri menyatakan bersedia membagikan pengalaman bagi siapa saja yang ingin belajar budi daya udang darinya.

"Semakin banyak yang punya budi daya udang semakin bagus. Kalau mau, bisa bertukar ilmu berbagi pengalaman pun saya siap, selama ini kalau mau membeli pakan harus lewat perusahaan besar karena pakan tidak diecer jadi kalau banyak yang skala rumah tangga seperti ini nanti kita bisa bergabung," ujarnya.

Suryanto Afong berharap bisa mendapat bantuan penyuluhan teknis dan fasilitasi benur udang, dua hal ini yang menjadi kendala yaitu sulit mendapatkan benur udang dan pakan.