Find Us On Social Media :
(Ist)

Bahan Pangan Kembali Dorong Deflasi Babel

Edwin Rabu, 9 September 2020 | 08:50 WIB

SonoraBangka.id - Pada Agustus 2020, Bangka Belitung tercatat mengalami deflasi sebesar 0,63% (mtm) yang didorong oleh deflasi sub kelompok makanan dan angkutan jasa penumpang. Deflasi bulanan yang terjadi pada Agustus 2020 terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Dengan perkembangan inflasi tersebut, secara tahunan Bangka Belitung mengalami deflasi sebesar 0,60% (yoy) dengan inflasi tahun kalender sebesar -0,28% (ytd). Inflasi tahunan Bangka Belitung pada Agustus 2020 tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,32% (yoy).

Deflasi sub kelompok makanan terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas daging ayam ras dan tanaman hortikultura. Harga daging ayam ras bergerak menuju harga normal setelah pada bulan sebelumnya mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi.

Penurunan indeks harga komoditas hortikultura disebabkan oleh pasokan yang memadai di musim panen dari daerah sentra penghasil. Dari sisi permintaan, komoditas bahan makanan mengalami normalisasi permintaan setelah perayaan HKBN Idul Adha pada akhir Juli. Komoditas angkutan udara menyumbang andil deflasi sebesar 0,21%. Diskon tiket maskapai penerbangan mendorong deflasi angkutan udara. Harga tiket pesawat di Bangka Belitung tercatat mengalami penurunan pada periode awal Agustus.

Selain itu permintaan pada bulan Agustus masih tumbuh terbatas setelah perayaan HKBN Idul Adha dan masih berlangsungnya pandemi covid-19 di Indonesia.

Laju deflasi Agustus Bangka Belitung tertahan oleh inflasi pada komoditas emas perhiasan, rokok kretek filter dan ikan-ikanan. Kenaikan harga komoditas emas perhiasan seiring masih berlanjutnya tren kenaikan harga emas global ditengah peningkatan ketidakpastian global. Tekanan inflasi rokok kretek filter didorong oleh implementasi kenaikan cukai tembakau sejak awal tahun dan berakhirnya relaksasi pembayaran cukai hasil tembakau sejak 9 Juli 2020.

Hingga saat ini pelaku usaha masih mentransmisikan kenaikan cukai tembakau di awal tahun ke dalam harga jual produk saat ini. Diperkirakan transmisi kenaikan cukai tahun ini masih akan berlangsung hingga tahun depan. Turunnya produktivitas nelayan tangkap akibat gelombang tinggi selama berlangsungnya angin tenggara musim pancaroba berdampak pada menurunnya pasokan ikan di Bangka Belitung. Sementara itu, kelompok pengeluaran lainnya tercatat mengalami inflasi yang cukup stabil.

Secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,61% (mtm) terutama disebabkan oleh deflasi pada sub kelompok makanan yaitu komoditas hortikultura seperti bawang merah, bayam, kangkung dan sawi hijau. Menurunnya harga komoditas tersebut disebabkan oleh tercukupinya pasokan selama masa panen raya dan penurunan permintaan setelah perayaan hari besar keagamaan.

Serupa dengan Kota Pangkalpinang, Kota Tanjungpandan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,67% (mtm) didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Komoditas yang memberikan andil terbesar dalam kelompok dimaksud yaitu komoditas daging ayam ras, kangkung, bayam dan bawang merah. Pada Agustus, harga daging ayam ras mulai bergerak ke harga normal setelah mengalami kenaikan indeks harga yang cukup tinggi pada bulan Juli akibat terbatasnya pasokan DOC ke Belitung.

Sementara itu, komoditas ikan-ikanan masih memberikan andil tekanan inflasi pada Agustus akibat masih berlangsungnya gelombang tinggi.
Berdasarkan perkembangan indikator harga komoditas utama, pada September 2020, Bangka Belitung diperkirakan akan mengalami deflasi.

Permintaan pada September 2020 diperkirakan akan stabil seiring dengan tidak adanya perayaan kegiatan keagamaan maupun libur panjang. Laju tekanan inflasi akan didorong dengan berakhirnya masa panen beberapa komoditas utama seperti bawang merah dan cabai merah. Selain itu transisi kenaikan cukai rokok diprediksi masih akan berdampak pada inflasi September. Tekanan inflasi komoditas ikan-ikanan diperkirakan juga masih akan terjadi seiring masih berlangsungnya musim pancaroba.

Melihat perkembangan inflasi hingga Agustus 2020, inflasi Bangka Belitung pada tahun 2020 diperkirakan akan cenderung bias ke bawah dari target sasaran inflasi. Hal ini terjadi karena adanya penurunan permintaan akibat terbatasnya aktivitas dan mobilitas masyarakat selama pandemi covid-19. Selain itu kondisi pasokan dan harga relatif terjaga seiring dengan peran aktif dan sinergi yang baik antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bangka Belitung dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi kebijakan.