SonoraBangka.id - Dengan alasan hemat, banyak orang menggunakan minyak secara berulang. Sayangnya, cara seperti itu malah membuat kandungan gizi pada minyak hilang dan kualitasnya semakin menurun. "Pemasakan tentunya menggunakan pemanasan dan memungkinkan senyawa-senyawa pada minyak berubah," jelas Ahli gizi Seala Septiani pada acara Media Session Sania Royale Soya Oil "Nutrisi dan Proteksi untuk Kolestrol di Masa Pandemi. "Pufa (asam tak jenuh dalam minyak) yang semula ikatan rangkap, ikatannya bisa lepas," jelas Seala. Ia menyarankan untuk menggunakan minyak goreng sekali pakai saja. Memang ada studi yang menyebutkan minyak goreng masih bisa dipakai satu kali lagi, tetapi tergantung proses masak sebelumnya.
Misalnya dalam teknik deep fried (menggoreng dengan minyak banyak) suhu minyak tinggi sekali. Maka kandungan gizi pada minyak sudah menurun. Berbeda dengan minyak yang digunakan untuk menumis atau dijadikan salad dressing. Minyak tersebut tidak dipanaskan dalam suhu tinggi, sehingga kandungannya tidak rusak. Seala juga menyebutkan minyak goreng sebenarnya bukanlah sumber kolestrol.
Minyak sumber nabati seperti berbahan dasar soya tidak mengandung kolesterol. Sebab kolesterol hanya ada pada sumber hewani saja. "Tubuh manusia pun sebenarnya bisa memproduksi kolesterol. Semua sumber nabati atau tumbuhan tidak mengandung kolesterol, termasuk minyak nabati," jelasnya. Minyak nabati seperti minyak zaitun dan minyak kedelai termasuk sumber lemak baik bagi tubuh. Minyak nabati mengandung PUFA (asam tak jenuh) dan Omega-3.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berapa Kali Minyak Goreng Boleh Dipakai?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2020/10/07/181700975/berapa-kali-minyak-goreng-boleh-dipakai-.