SONORABANGKA.ID - Adalah Pada umumnya sepeda motor di Indonesia dibekali dengan dua jenis standar sebagai penopang agar tidak jatuh kala berhenti, yaitu samping dan tengah.
Meski punya fungsi sama, kebanyakan pemotor lebih memilih menggunakan standar samping jika ingin memarkirkan kendaraan. Alasannya sederhana, yakni lebih praktis.
Padahal, menggunakan standar tengah lebih disarankan bila motor tidak digunakan dalam waktu cukup lama. Karena, tumpuan motor sangat presisi dan stabil dibandingkan standar samping.
"Lama-kelamaan, shockbreaker menjadi lebih condong ke satu sisi dan membuatnya cepat rusak. Terutama, jika ada orang yang menduduki motor selama diparkir (standar samping aktif)," kata Adih sebagai Kepala Bengkel Mekar Bintaro, kepada Kompas.com belum lama ini.
"Tidak hanya itu, pada kondisi tersebut roda depan dan belakang bakal menahan tekanan beban belrebih di satu sisi sehingga membuat ban cepat gundul karena terkikis lantai," lanjut Adih.
Menurut Adih, udara dalam ban pun bisa mengalami penurunan karena tekanan dari satu sisi, sehingga bisa menyebabkan ban kempis secara tiba-tiba.
Hal yang sama dinyatakan Agus Sani sebagai Head of Safety Riding Promotion Wahana, pada kesempatan berbeda. Menurut Sani, standar samping juga berbahaya bagi pendendara bila lupa untuk menaikkan kembali.
"Kecuali motor sudah punya teknologi pengaman dimana nyala mesin sudah terkoneksi dengan aktif atau non-aktifnya standar samping," kata Sani.
“Standar samping juga memiliki pondasi yang tidak sekuat standar tengah, sehingga motor bisa saja jatuh secara tiba-tiba khususnya kalau standar tersebut sudah cukup rapuh," tambah Sani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Efek Buruk Motor Sering Pakai Standar Samping Saat Parkir", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/25/071200815/efek-buruk-motor-sering-pakai-standar-samping-saat-parkir.