Find Us On Social Media :
Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai Ioniq (KOMPAS.com/Ruly) (kompas.com)

Mobil Listrik Baru Bisa Dijangkau Kalau Harga Rp 300 Jutaan

Oliver Doanatama Siahaan Jumat, 27 November 2020 | 22:22 WIB

SONORABANGKA.ID - Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat UI (LPEM UI) Riyanto menyatakan bahwa sekarang ini mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) yang dipasarkan di tanah Air masih sulit dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Masalahnya, mobil rendah emisi yang telah resmi dipasarkan di Indonesia berada pada kisaran Rp 600 jutaan. Padahal, penyerapan pasar otomotif roda empat terbesar ada pada LMPV dan LCGC dengan harga Rp 200 juta - Rp 400 jutaan.

"Menurut saya, mobil listrik yang ada saat ini sebenarnya terlalu mewah (mahal) untuk Indonesia. Banyak pula fasilitas atau fitur yang tak krusial. Memang, ini jadi tugas bersama khususnya jika ingin local production," ujar Riyanto dalam webinar, Kamis (26/11/2020).

"Kalau nanti produksi dalam negeri (mobil listrik), baiknya menyasar kelas bawah dulu. Dibuatkan mobil keluarga 7-penumpang atau LCGC, tapi listrik yang harganya Rp 300 juta - Rp 350 juta. Sehingga, benar-benar terjadi peralihan," ucap Riyanto, melanjutkan.

Sejalan dengan hal tersebut, dibuatkannya berbagai jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di ruas-ruas padat lalu lintas dan kafe sehingga memudahkan pemilik dalam mengisi daya mobil listrik.

"Kemudian kalau untuk syarat daya listrik rumahan untuk mengisi baterai mobil listrik, bisa disesuaikan. Pastinya, saat ini persyaratan 2.200 Watt sangat besar (berat) bagi mayoritas warga Indonesia," kata Riyanto.

Karena, rata-rata daya listrik rumahan masyarakat berada di 450 watt sampai 1.300 watt. Sangat jauh dari rekomendasi pabrikan mobil.

Pada kesempatan berbeda, Sekertaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan bahwa tantangan produsen otomotif kini adalah menurunkan harga jual mobil listrik.

Sambil menunggu turunnya harga baterai dan komponen mobil listrik, pemerintah juga diharapkan memberi dukungan. Seperti pemberian insentif fiskal maupun non-fiskal yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah.

Ia menambahkan, saat ini negara yang paling unggul dalam memproduksi kendaraan bermotor listrik adalah China. Di sana, dalam setahun diproduksi kurang lebih 1 juta unit mobil listrik dengan total produksi sekitar 28 juta unit.

“Itu karena di China, kendaraan bermotor listrik diberi subsidi, di mana harganya disubsidi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kurang lebih 50 persen,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mobil Listrik Baru Bisa Laris Kalau Harga Rp 300 Jutaan", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/27/090200115/mobil-listrik-baru-bisa-laris-kalau-harga-rp-300-jutaan.