BangkaSonoraID -
Belum lama ini Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, penularan Covid-19 tertinggi terjadi saat makan bersama keluarga, kerabat atau juga teman.
Pernyataan itu dipertegas lagi oleh dokter relawan Covid-19, Muhammad Fajri Adda'I dalam rilis tertulisnya pada Sabtu (30/1/2021) lalu.
"Laporan WHO mengatakan penularan terjadi cukup tinggi saat makan bersama kolega, keluarga, karena dipikirnya aman," ujar dr. Fajri.
Dari banyak kegiatan di luar rumah yang paling berpotensi menularkan virus Corona, salah satunya acara makan bersama itu.
Hal itu bisa membuat droplet virus Corona mudah masuk melalui mulut atau hidung orang-orang yang tengah berdekatan.
Dikutio dari Kompas.com, pengalaman tertular Covid-19 saat makan bersama ini bahkan pernah dialami langsung oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Pekan lalu, Doni menyatakan dia meyakini dirinya terpapar Covid-19 saat makan bersama. Itu sebabnya, Doni menyerukan kepada masyarakat untuk sementara menghindari acara makan bersama guna mencegah penularan corona yang telah menjangkit lebih dari 1 juta warga Indonesia.
“Karena saat makan kita pasti lepas masker dan celah penularan terbuka. Sebaiknya saat makan, tidak ada orang lain di sekitar kita untuk mencegah tertular atau menulari. Untuk sementara, makan bisa sendiri atau terpisah dari orang lain, ” tutur Doni dalam keterangan resmi Satgas Penanganan Covid-19 beberapa waktu lalu.
Untuk itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, risiko penularan ini dapat dikurangi jika orang tetap berperilaku 3M, risikonyan bisa turun sampai 100%. Dengan mencuci tangan risiko tertular turun 35%, ditambah memakai masker kain risikonya turun menjadi 45%. Apabila memakai masker bedah menurunkan risiko tertular hingga 70%, lalu ditambah dengan menjaga jarak 1 meter menurunkan risiko hingga 85%.
So, kalo mau makan bersama diatur jaraknya dan durasinya jangan lebih dari 30 menit. Karena biasanya nih, setelah makan bersama, kita keenakan ngobrol dan ngudut terus lupa deh memakai maskernya lagi. (*)