SonoraBangka.id - Banyak orang beranggapan, rasa cemburu sering diartikan sebagai tanda cinta yang mendalam, namun cemburu juga merupakan emosi yang menyakitkan dan menimbulkan konflik.
Banyak kasus kriminal terjadi karena alasan cemburu. Cemburu adalah emosi yang normal pada manusia dan menjadi bagian dari banyak lapisan pengalaman cinta.
Menurut terapis dan psikolog Esther Perel, cemburu bahkan bisa menjadi cara untuk mendekatkan hubungan.
"Jika kita belajar untuk mendengarkan rasa cemburu, kita bisa memiliki hubungan yang lebih romantis dan seks lebih intim," kata Perel.
Cemburu dan rasa iri ternyata berbeda. Rasa iri pada umumnya melibatkan orang ketiga. "Iri adalah 'Saya ingin apa yang kamu punya'.
Sedangkan cemburu adalah 'Saya punya sesuatu yang saya pikir kamu inginkan dan kamu kejar'," kata profesor psikologi Erica Slotter.
Tak banyak orang mau mengakui rasa cemburunya, karena ini bisa menunjukkan kekuatan tidak seimbang dalam sebuah hubungan. Rasa cemburu juga bisa timbul karena kita kurang percaya diri.
"Ini adalah sinyal pasangan kita memiliki nilai lebih tinggi atau kita merasa terancam dan takut ditinggalkan," kata psikolog David Buss.
Dalam kasus yang ekstrem, rasa cemburu sangat merusak. Ada orang yang sampai membunuh orang yang dicemburuinya.
Tetapi, kebanyakan orang yang tidak bisa mengendalikan rasa cemburunya akan bersikap posesif pada pasangannya.
Meski begitu, dalam evolusi manusia, rasa cemburu memiliki tujuan sebagai mekanisme mendapatkan pasangan.
Nah, dalam porsi kecil, cemburu memang menjadi "bumbu" untuk menunjukkan rasa peduli dan cinta.
Diungkapkan BUss, bahwa justru jika hubungan Anda tidak ada cemburu, mungkin itu adalah indikasi bahwa Anda atau pasangan, kurang peduli.
Apakah kamu sering cemburu kepada pasangan ?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cemburu Tak Selalu Tanda Sayang", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/22/170000120/cemburu-tak-selalu-tanda-sayang.