Find Us On Social Media :
Belajar Karakter Manusia dari Film Voyagers (2021) (KOMPAS.com)

Belajar Karakter Manusia dari Film Voyagers (2021)

Fitri Eka Sari Selasa, 1 Juni 2021 | 16:50 WIB

SonoraBangka.ID - VOYAGERS adalah film science-fiction, adventure dan thriller besutan sutradara asal Connecticut, Amerika Serikat, Neil Burger yang bercerita tentang perjalanan luar angkasa untuk menempati planet baru dan membentuk peradaban manusia.

Misi tersebut dilakukan karena kondisi bumi yang diprediksi sudah tidak layak dihuni akibat global warming yang semakin parah, perang antarnegara, over-populasi, ketersediaan pangan yang semakin menipis, dan lain-lain.

Namun, untuk mencapai planet baru diperlukan waktu kurang lebih 86 tahun atau setidaknya tiga generasi sehingga untuk memulai ekspedisi tersebut ilmuwan mengembangbiakan 30 bayi tabung yang dipilih dari bibit-bibit unggul dari berbagai belahan dunia untuk dikirim ke planet tersebut.

Sejak kecil mereka sengaja diisolasi dari kehidupan sosial masyarakat bumi dan diberikan keahlian khusus serta keahlian bertahan hidup (basic life skills) karena mereka akan tinggal selama bertahun-tahun dan berkembang biak di dalam pesawat luang angkasa hingga mereka tiba di planet yang baru.

Dalam perjalanan ini, mereka didampingi oleh ilmuwan bernama Richard Alling (Colin Farrell) yang secara sukarela mengajukan diri untuk menemani dan membimbing anak-anak tersebut selama di pesawat.

Sepuluh tahun berlalu, ketigapuluh anak hasil eksperimen tersebut tumbuh menjadi remaja pada umumnya dan kehidupan di dalam pesawat berjalan dengan baik-baik saja hingga pada akhirnya dua di antara anak-anak tersebut, Christoper (Tye Sheridan) dan Zac (Fion Whitehead) menemukan fakta yang disembunyikan oleh Richard.

Selama ini mereka mengkonsumsi cairan kimia biru (the blue) yang berfungsi untuk menekan perkembangan emosi dan nafsu alamiah mereka sebagai manusia biasa.

Akibatnya, karena merasa dibohongi, kedua anak ini mulai melakukan pemberontakan dan memprovokasi teman-temannya untuk berhenti mengkonsumsi cairan tersebut.

Setelah berhenti meminum cairan kimia sifat alamiah dan emosi primitif manusia perlahan ditunjukkan oleh masing-masing tokohnya.

Ada yang berprilaku vulgar dan sensual, bersikap kejam dan sadis, hingga saling membunuh satu sama lain.

Tentunya hal ini secara potensial mengancam tujuan utama misi ruang angkasa yang telah dipersiapkan secara hati-hati ini.

Sisi lain dari sifat alamiah manusia 

Selain menghibur, film sebagai produk budaya populer dan media komunikasi selalu menghadirkan cerita yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan nyata dan keseharian kita.

Oleh karena itu, melalui film Voyagers kita dapat mempelajari sifat alamiah dasar manusia. Sifat alamiah yang dimaksud merujuk pada sifat dasar manusia dalam upaya untuk bertahan hidup seperti memenuhi kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikologisnya.

Sifat dasar utama manusia pertama adalah rasa ingin tahu (curious). Ekspedisi luar angkasa untuk menjelajah dan membangun peradaban di planet baru dalam film ini adalah contoh nyata dari sifat tersebut.

Ribuan tahun yang lalu Socrates telah mengatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat ingin tahu karena kesadaran dan keberakalannya.

Oleh karena itu, ilmu pengetahuan adalah jawaban atas rasa ingin tahu manusia yang tidak pernah berhenti. Bahkan, tersebarnya manusia ke berbagai penjuru dunia disebabkan dari rasa ingin tahu nenek moyang manusia yang berasal dari Afrika kemudian menjelajah wilayah-wilayah baru di muka bumi ini.

Selain itu, sifat alamiah manusia lainnya dapat terlihat melalui adegan sensual yang dilakukan oleh beberapa tokoh pasca-berhenti mengkonsumsi cairan biru (the blue).

Persenggamaan bebas terjadi secara intensif karena dalam ekspedisi ini memang belum ada pijakan moral atau wacana yang mengatur perihal hubungan seksual. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, seksualitas merupakan bagian tidak terpisahkan dari subjek manusia.

Keinginan untuk berkuasa

Pelajaran lainnya terkait sifat dasar manusia yang terdapat dalam film tersebut adalah keinginan untuk berkuasa (the will to power).

Menurut filsuf asal Jerman Friedrich Nietzsche, manusia memang memiliki hasrat untuk berkuasa atau lebih tepatnya menguasai atau mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Dalam film, adegan yang menunjukkan sifat ini terjadi ketika tokoh antagonis Zac dan Christoper berhasil menemukan fakta bahwa hasrat alamiah mereka telah sengaja ditekan oleh cairan biru (the blue).

Peristiwa ini sekaligus membawa mereka pada satu kesadaran untuk membebaskan diri serta memberontak.

Menurut Sigmund Freud, secara genetik manusia memang memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan karena pada dasarnya manusia selalu berupaya untuk menghindar dari hal-hal yang membuat dirinya merasa tidak nyaman sehingga apapun akan dilakukan untuk menghindari situasi ini sekalipun harus menyakiti sesama manusia.

Argumen Freud ini kemudian didukung oleh pendapat Albert Bandura yang mengatakan bahwa sifat inilah kemudian yang menjadi salah satu faktor kuat mengapa terjadi peperangan dan manusia melakukan penjajahan terhadap manusia lainnya.

Terkait dengan hal ini, Thomas Hobbes juga menambahkan bahwa manusia adalah homo homini lupus. 

Artinya, manusia adalah serigala bagi sesamanya. Atau dengan kata lain, demi mencapai tujuannya, manusia dimungkinkan untuk saling menyakiti atau membunuh antar sesamanya.

 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar Karakter Manusia dari Film Voyagers (2021)", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/hype/read/2021/05/31/135632066/belajar-karakter-manusia-dari-film-voyagers-2021?page=3.