Find Us On Social Media :
Ilustrasi tambal ban pinggir jalan yang biasa menawarkan jasa tambal model tusuk (GridOto.com) (kompas.com)

Kenali Berbagai Metode Penambalan Ban Tubeless pada Motor

Oliver Doanatama Siahaan Senin, 21 Juni 2021 | 17:33 WIB

SONORABANGKA.ID - Kendaraan Sepeda motor produksi terbaru yang dipasarkan di Indonesia saat ini sudah dibekali dengan ban tubeles. Ban tubeless dinilai lebih awet dan punya perawatan yang mudah.

Salah satu kendala yang mungkin dihadapi oleh pengendara motor di jalan yakni ban bocor. Jika sudah bocor, tentu saja ban harus segera ditambal agar motor dapat dinaiki lagi.

Tapi, ternyata ada berbagai macam tambal ban tubeless yang ada untuk saat ini. Jenis atau metode tambal ban tubeless yakni metode cacing atau string dan metode payung atau tip top.

Tambal ban cacing atau string yakni metode penambalan ban dengan cara ditusuk menggunakan alat dan ditambal dari luar. Sedangkan untuk metode payung atau tip top metode penambalannya dari bagian dalam ban.

Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire, mengatakan, jangan menambal ban tubeless menggunakan sistem tambal ban tusuk atau tambal cacing/string.

"Ban terdiri benang, lapisan dan kompon, saat ditambal dengan sistem tusuk maka itu merusak jaringan. Kalau nambalnya tidak sempurna akan mengakibatkan ban benjol karena lapisannya jadi terpisah," kata Dodi, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Kalau dibandingkan dengan sistem tusuk, sistem tambal ban tip top atau model payung dirasa lebih baik. Walaupun belum cukup banyak tambal ban yang menyediakan metode ini.

Setiap metode penambalan ban tubeles sepeda motor juga punya keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tambal ban dengan metode string atau cacing punya keunggulan yakni lebih banyak ditemui di pinggir jalan dan lebih murah.

Dodi juga mengatakan, walau metode tip top dinilai lebih bagus, sistem tambal tip top juga tidak menjamin ban 100 persen aman. Kendati lebih kedap, sistem tambal ban payung ini menggunakan lem yang memiliki senyawa tersendiri.

"Sebab bagian dalam ban itu ada ply dan benang. Kita tidak tahu kekuatannya bagaimana dan ada kemungkinan lepas juga. Karena kita tidak tahu ada senyawa itu benar-benar melekat atau tidak," katanya.

Tapi, kalau kebocoran ban terlalu besar atau terdapat kekondisi ban juga kebocoran dua lubang atau lebih yang berdekatan, Dodi menyarankan agar segera mengganti ban dengan yang baru. Sebab kondisi ban juga tidak akan bertahan lama.

"Kita perhatikan lubang yang bocor kalau diameternya kelewat besar kami sarankan buat diganti. Atau jika lubangnya berdekatan. Sebab kalau lubangnya dekat risikonya membuat ban jadi bunting," kata Dodi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Metode Penambalan Ban Tubeless pada Motor", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/21/112200515/kenali-metode-penambalan-ban-tubeless-pada-motor.