Find Us On Social Media :
Anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Rio Setiady (Sonorabangka.id/ Zulhaidir)

Masih Zona Merah, Rio Setiady Minta Pemkot Pangkalpinang Pertimbangkan Pembelajaran Tatap Muka

Yudi Wahyono Jumat, 30 Juli 2021 | 09:32 WIB

SONORABANGKA.ID - Pandemi Covid-19 belum usai,  sampai saat ini Kota Pangkalpinang masih berada dalam zona merah.

Walaupun belum ditetapkan sebagai daerah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, namun pertambahan kasus dalam beberapa hari ini berkisar diantara 100 lebih kasus konfirmasi perhari.

Maka demikian, anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Rio Setiady meminta kepada Pemerintah Kota Pangkallinang untuk dapat mempertimbangkan dan mengawasi dengan ketat, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) kepada siswa SD dan SMP.

"Kita tahu varian Delta yang bisa jadi hari ini ada di sekitar kita, sangat cepat penularannya, yang menyerang pada usia produktif dan anak anak. Tentu kita tidak ingin ada kluster di sekolah manapun, baik tenaga Pendidik maupun siswa-siswinya,"kata Rio. Rabu (28/7/21).

Tak hanya itu, kata Rio, ketersediaan ruang isolasi dan ISU sudah di atas 90%, maka hal ini tentu riskan apabila ada pertambahan kasus Covid-19 dan tak kunjung turun dalam beberapa pekan ke depan.

"Karena gelombang kedua ini di luar dugaan kita semua. Kita berharap tidak ada siswa ataupun guru yang terpapar virus Covid-19," ujarnya.

Rio menuturkan, DPRD mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, yang tidak mewajibkan siswa dan siswi untuk masuk mengikuti pembelajaran tatap muka, karena ini adalah masalah keselamatan atau nyawa manusia.

Karena, kata Rio, sebagaimana kita tahu penularan virus Covid-19 ini sangat cepat penyebarannya dan beresiko tinggi apabila terjadi kerumunan ataupun pertemuan yang melibatkan banyak orang di dalamnya.

"Kami maklum ada kegelisahan dari beberapa pihak yang mengkhawatirkan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring, karena evaluasi pendidikan kita satu tahun kebelakang tentu banyak sekali catatan, dikarenakan minimnya interaksi siswa dengan tenaga pendidik. Tapi sekali lagi ini adalah kondisi darurat, maka keselamatan jiwa adalah hal yang utama," pungkasnya.