Find Us On Social Media :
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers usai menutup pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (1st FMCBG Meetings) Presidensi G20 Indonesia, Jumat (18/2/2022) (KOMPAS.com)

Penarikan Utang Berkurang, Sri Mulyani: Kita Bisa Biayai Pakai Kas

Marselus Wibowo Rabu, 23 Februari 2022 | 09:16 WIB

SonoraBangka.ID - Pembiayaan APBN melalui utang tercatat menyusut pada Januari 2022.Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati mengatakan, pembiayaan utang di Januari 2021 menurun Rp 3 triliun. Nilainya setara -0,3 persen terhadap target APBN yang sebesar Rp 973,6 triliun sepanjang tahun 2022.

Penarikan utang tersebut -101,8 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp 165,8 triliun.

"Berarti kita bisa membiayai berasal dari kas yang ada maupun dari penerimaan negara baik dari sisi perpajakan, pajak, bea cukai, maupun PNBP," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/2/2022).

Wanita yang karib disapa Ani ini merinci, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk penarikan utang tercatat susut Rp 15,9 triliun atau -1,6 persen dari target Rp 991,3 triliun.

Secara tahunan, pertumbuhannya -109,3 persen dari Rp 169,7 triliun di Januari 2021.

Dia bilang, susutnya pembiayaan utang terjadi karena adanya pembayaran utang jatuh tempo dan belum diterbitkannya SBN valas seperti di awal tahun lalu.

"Kita mengeluarkan SBN tahun lalu 2021 pada bulan pertama Rp 169,7 triliun. Tahun ini bulan Januari kita mengalami neto negatif Rp 15,9 triliun. Artinya kita bayar utang lebih besar dari issuance," ucap Sri Mulyani.

Di sisi lain, pemerintah masih memanfaatkan skema tanggung renteng (burden sharing) dengan Bank Indonesia (BI).

Per 18 Februari 2022, incoming pembelian surat utang oleh BI mencapai Rp 9,2 triliun dengan awarded Rp 4,5 triliun.

"Dengan situasi ini sebetulnya kita sangat baik, untuk tetap menjaga strategi pembiayaan kita secara aman, fleksibel, pruden, dan oportunistik karena suasana pasar surat berharga di seluruh dunia mengalami dampak dari potensi tapering yang terjadi di negara maju terutama AS," jelas dia.

Adapun pinjaman (neto) sampai Januari 2022 mencapai Rp 12,8 triliun. Menurut Sri Mulyani, adanya penyusutan pembiayaan utang dibarengi dengan pengunaan SAL berpotensi menurunkan kebutuhan pembiayaan APBN sepanjang tajun 2022.

"Dengan kondisi APBN yang kuat dan makin sehat, issuance (penerbitan) akan jauh lebih rendah dan memberi ruangan untuk bertahan secara lebih baik," tandas Sri Mulyani.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penarikan Utang Berkurang, Sri Mulyani: Kita Bisa Biayai Pakai Kas", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/02/22/220500826/penarikan-utang-berkurang-sri-mulyani--kita-bisa-biayai-pakai-kas.