Find Us On Social Media :
()

11 Hal yang Terjadi pada Tubuh bila Terlalu Banyak Makan Daging

Iqbal Kurniawan Sabtu, 9 Juli 2022 | 09:20 WIB

SONORABANGKA.ID - Kamu mungkin pernah mendengar berbagai pendapat tentang apakah makan daging itu baik atau buruk bagi tubuh. Meskipun jawaban yang tepat masih menjadi perdebatan, para ahli dan peneliti telah menemukan bahwa terlalu banyak makan daging dapat memperburuk risiko untuk beberapa masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa terjadi pada tubuh jika makan terlalu banyak daging.

1. Mengantuk

Protein mampu menyediakan energi yang bertahan lama, jadi kamu mungkin akan merasakannya ketika makan daging. Namun protein butuh waktu untuk dicerna, hal itu tidak akan memberimu dorongan tenaga langsung seperti yang dilakukan karbohidrat. “Karbohidrat dengan cepat memecah menjadi sumber energi yang paling siap tersedia dalam tubuh, glukosa” kata Caroline Passerrello, juru bicara ahli gizi terdaftar American Academy of Nutrition and Dietetics. Karena otak hanya dapat menggunakan glukosa untuk energi, maka pasokan energinya dapat telambat ketika makanan yang kamu konsumsi adalah protein yang lambat dicerna. “Bahan bakarnya butuh sedikit lebih lama untuk sampai ke otak, jadi kamu akan sedikit kurang fokus,” kata Passerrello. “Hal yang sama berlaku untuk otot, yang juga bekerja dengan glukosa,” katanya. Hasilnya tubuh akan kelelahan dan menyebabkan rasa kantuk.

2. Rambut dan kulit tidak terlihat indah

Jika kamu terlalu banyak makan daging, ada kemungkinan besar kamu jadi mengurangi jenis makanan lain. Padahal makanan seperti sayur dan buah mengandung banyak vitamin.
Sebaliknya, vitamin C jarang ditemukan dalam produk hewani, jadi kamu kemungkinan akan kekurangan vitamin C. Vitamin C berperan dalam membentuk kolagen, protein yang memberi struktur pada kulit, rambut, kuku, tulang, dan banyak lagi. “Jika kamu kekurangan vitamin C, maka kamu mungkin melihat perubahan dalam tubuh,” kata ahli gizi diet terdaftar Jenna Braddock, pendiri makehealthyeasy.com. “Kulitmu bisa menjadi kasar dan bergelombang. Kamu mungkin melihat beberapa pertumbuhan rambut tubuh, ”katanya. Passerrello menambahkan bahwa kliennya bercerita tentang betapa kulit mereka terlihat lebih baik setelah mengurangi produk hewani untuk memberi ruang bagi pola makan nabati yang lebih banyak. Braddock merekomendasikan makan sayuran hijau gelap setiap hari, secangkir kangkung saja mengandung vitamin C yang cukup untuk lebih dari satu hari.

3. Bisa lebih sering sakit

Kulit bukan satu-satunya tempat di mana kamu bisa melihat bahwa tubuh sedang kekurangan vitamin C. Jika kamu merasa lebih cepat tertular flu dan lama sembuhnya, kamu mungkin harus melihat kembali kebiasaan makanmu. "Jika kamu sedang melakukan diet keto, kamu mungkin tidak makan banyak buah, yang merupakan salah satu sumber vitamin C terbaik," kata Braddock. Kekurangan vitamin ini bisa berakibat pada turunnya daya tahan tubuh.

4. Sembelit

Daging hampir tidak memiliki serat, yang biasanya bisa kamu dapatkan dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. “Sembelit dan buang air besar yang menyakitkan adalah beberapa tanda pertama bila kamu kekurangan serat,” kata Braddock. Buatlah sistem pencernaan kembali dengan menambahkan karbohidrat sehat seperti gandum utuh, atau lebih baik lagi buah-buahan dan sayuran. "Kembali ke buah-buahan dan sayuran adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan serat karena kamu juga mendapatkan nutrisi yang sangat luar biasa bersamanya," kata Braddock.

5. Membahayakan kesehatan jantung

Manfaat serat lainnya adalah membantu menjaga tubuh dari penyerapan kolesterol, yang dapat melindungi jantung. Jika pilihan daging yang ada adalah daging merah dan daging olahan, ditambah lagi kamu tidak mengonsumsi biji-bijian dan sumber serat lainnya, hal ini akan berefek buruk pada jantung. Jenis-jenis daging itu tinggi lemak jenuh, yang menurut penelitian meningkatkan kolesterol jahat dan, pada gilirannya, meningkatkan risiko penyakit jantung. Daging olahan seperti salami, hot dog, dan bacon, jelas tidak baik untuk jantung. The American Heart Association merekomendasikan membatasi lemak jenuh 5 hingga 6 persen dari total kalori, atau 13 kalori dalam diet 2.000 kalori.

6. Tubuh memerangi peradangan

Lemak jenuh dalam daging dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh, demikian ditemukan dalam sebuah penelitian di European Journal of Nutrition. Ditambah lagi, daging tidak mengandung banyak antioksidan yang melawan peradangan dibandingkan dengan makanan lainnya.

"Alasan mengapa ada rekomendasi bagi orang untuk 'makan diet penuh warna' adalah masing-masing warna yang ada di dalam buah-buahan dan sayuran sebagai pigmen mewakili kelompok antioksidan yang berbeda yang melakukan berbagai hal dan bermanfaat bagi tubuh," kata Braddock. Untuk memastikan kamu mendapatkan antioksidan yang cukup, Braddock merekomendasikan menambahkan satu buah atau sayuran ekstra setiap hari. Tetapkan porsi satu hari dua cangkir saat makan malam dan makan siang, satu cangkir saat sarapan, dan tambahan sebagai makanan ringan, katanya.

7. Meningkatnya risiko batu ginjal

Protein yang berlebihan dapat mempengaruhi ginjal. “Secara khusus, protein hewani penuh dengan senyawa yang disebut purin, yang terurai menjadi asam urat. Terlalu banyak asam urat meningkatkan risiko batu ginjal,” kata Passerrello. Passerrello menambahkan, kebanyakan orang seharusnya tidak kesulitan dalam memecah protein, tetapi perhatikan asupan harian jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan masalah ginjal.

8. Berat badan yang mungkin bertambah

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa protein adalah asupan utama yang membuat ototmu berkembang setelah berlatih di gym. Meskipun benar bahwa tubuh bergantung pada protein untuk membangun kembali otot, tapi terlalu banyak protein dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan. "Jika kamu makan lebih banyak protein daripada yang dibutuhkan, maka tubuh tidak menyimpannya sebagai protein, melainkan menyimpannya sebagai lemak," kata Braddock. "Ini tidak menguntungkan kecuali jika kamu juga ingin meningkatkan berat tubuh,” imbuhnya.

9. Risiko kanker bisa meningkat

Studi menunjukkan bahwa makan banyak daging merah dapat meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal. Laporan 2018, Diet, Nutrisi, Aktivitas Fisik, dan Kanker: Perspektif Global dari World Cancer Research Fund dan American Institute for Cancer Research menemukan bahwa makan lebih dari 18 ons daging merah seminggu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Faktanya, makan daging olahan secara teratur dalam jumlah berapapun dapat membuatmu lebih rentan terhadap kanker lambung dan kanker usus besar, menurut American Institute for Cancer Research. “Para ilmuwan belum mengkonfirmasi alasan untuk kaitan (antara mengonsumsi daging olahan dan risiko kanker) itu, tetapi itu mungkin terhubung dengan lemak jenuh dalam produk-produk itu,” kata Passerrello. Cobalah mengganti daging sapi, babi, dan daging olahan dengan unggas atau protein nabati seperti kacang-kacangan.

10. Kamu mungkin mengalami dehidrasi

Karena peningkatan asam urat dari pemrosesan protein-protein itu, kamu mungkin akan merasa sering haus setelah mengonsumsi banyak daging, terlebih yang olahan. “Ginjal memang membutuhkan lebih banyak air untuk mengencerkan produk limbah beracun itu,” kata Passerrello. "Untuk menghasilkan urin itu, kita perlu mengeluarkan (air) dari tubuh kita." Itu bisa membuatmu dehidrasi jika kamu tidak hati-hati, jadi pastikan mengonsumsi banyak air untuk menebusnya.

11. Berkontribusi akan perubahan iklim

Bahkan jika kamu tidak khawatir tentang risiko kesehatan, ada alasan lain bila kamu ingin mengurangi daging, yakni, lingkungan. Dengan memotong semua atau sebagian daging dan mengganti kalori dengan buah-buahan dan sayuran, kamu dapat berperan dalam mengurangi gas rumah kaca. "Bahkan dengan sedikit mengurangi konsumsi protein hewani, kamu dapat membantu makan sedikit lebih berkelanjutan," kata Braddock. Alasannya, peternakan menyumbang terbentuknya gas metana yang menjadi salah satu penyebab terbentuknya efek rumah kaca.