SonoraBangka.id - Pemilik sekaligus pengelola bisnis frozen food MPASI sehat D'Mamam Widati Wulandari mengatakan bahwa sejak pandemi Covid-19, bisnis frozen food kian digeluti oleh hampir semua kalangan. Mulai dari ibu rumah tangga hingga restoran menjadikan frozen food sebagai alternatif penjualan produk saat pandemi. Menurut Wulan, apabila hendak memulai bisnis frozen food, ketahui terlebih dahuu kandungan produk supaya tidak menimbulkan efek buruk untuk kesehatan. "Frozen food itu termasuk protein basah yang dibekukan, bukan protein kering. Oleh karena itu perlu diperhatikan mulai dari pemilihan hingga penyimpanan bahan baku," kata Wulan saat ditemui oleh Kompas.com di dapur Foodplace Kompas Gramedia pada Rabu (27/7/2022). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan bila hendak memulai bisnis frozen food.
1. Pahami proses produksi
Proses produksi frozen food tidak hanya sebatas pengolahan di dapur produksi melainkan juga mulai dari pengenalan bahan baku, memilih bahan baku, hingga produk siap dipasarkan. Memilih dan mengolah bahan baku yang salah dapat berakibat pada kualitas produk yang tidak bagus. "Misalnya kalau kita bikin keripik, resikonya paling kerupuknya sudah tidak renyah lagi. Beda halnya dengan frozen food yang punya resiko besar," ujar Wulan. Pada saat memilih bahan baku, penting untuk menentukan standar operasional prosedur (SOP) produk kepada pemasok sebagai tolak ukur kualitas bahan baku yang akan diambil. Wulan mencontohkan saat memilih daging ayam, tetapkan standar kualitas daging ayam yang bagus. Seperti masih berwana merah segar, tidak berbau aneh, bentuknya bagus, serta daging cepat kembali seperti semula setelah disentuh. "Kalau bahan baku yang datang tidak sesuai dengan SOP, kita tolak. Ini penting dilakukan karena pemilihan bahan baku di awal akan mempengaruhi kualitas produk," terang Wulan.
2. Jaga kebersihan dapur produksi
Produk yang berkualitas berasal dari dapur produksi yang bersih dan terjaga. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan semua alat produksi. "Perhatikan sanitasi tangan, tempat pengolahan, dan sisa pengolahan. Semuanya harus dicuci bersih setelah dipakai," ungkap Wulan. Wulan mencontohkan dua alat sederhana yang biasa dipakai saat proses produksi yaitu blender dan talenan. "Saat memotong ayam di atas talenan, akan ada bagian talenan yang tergores. Bakteri bisa nyelip di situ, sehingga harus dibersihkan dengan benar," katanya.
3. Urus izin edar produk
Menurut Wulan, sekecil apa pun makanan yang dikomersialkan harus mendapat izin edar dari pihak yang berwewenang sebelum dipasarkan. "Frozen food memang serawan itu, dan protein hewani sangat tinggi risikonya. Apalagi dikonsumsi oleh anak-anak, karena imunitas mereka belum sekuat orang dewasa, risikonya tidak hanya diare, tetapi juga sampai ke nyawa," papar Wulan.
4. Pahami produk yang dipasarkan
Sebelum memasarkan produk, seseorang harus memahami produk yang dipasarkan supaya tidak kesulitan saat mendapat pertanyaan dari pembeli. "Kalau di D'Mamam, penjualan produk tidak hanya sekadar tukar uang dengan produk. Tetapi kita juga ingin mengedukasi pembeli mengenai makanan sehat yang praktis," ucap Wulan. Tidak hanya itu, Wulan mengatakan bahwa tim D'Mamam juga kerap mengadakan pertemuan dengan berbagai reseller. Pertemuan tersebut tidak hanya membahas seputar target penjualan melainkan juga memberikan edukasi seputar produk, cara menyimpan produk, cara pengiriman, hingga cara merespon pembeli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Tips Sukses Bisnis Frozen Food untuk Pemula, Penting Urus Izin Edar", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2022/08/03/170800175/4-tips-sukses-bisnis-frozen-food-untuk-pemula-penting-urus-izin-edar?page=all#page2.