SONORABANGKA.ID - PT Aega Prima melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) menyerahkan bantuan berupa dua unit mesin vacuum sealer kepada UMKM Belangkas Berseri pada Selasa (21/2) di Dusun 1 Tanjung Punai, Desa Belo Laut, Kabupaten Bangka Barat.
Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin yang turut hadir dalam kegiatan itu, menyambut baik bantuan dari perusahaan tambang tersebut. Ia mengatakan hal ini membuktikan bahwa keberadaan usaha pertambangan bisa memberi manfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan.
"Kita menyambut baik apa yang dilakukan PT Aega yang dapat memberikan manfaat dalam hal ini yang turut mengembangkan sektor UMKM, karena memang pada hakekatnya masyarakat harus mendapatkan manfaat dari industri ini," ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pemerintah telah mengatur bahwa seluruh perusahaan yang bergerak di pertambangan berkewajiban untuk menyisihkan sebagian dananya untuk program PPM
Dimana program PPM sendiri merupakan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) di dunia tambang, dengan tujuan untuk lebih mendorong perekonomian, pendidikan, sosial budaya, kesehatan, dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang, baik secara individual maupun secara kolektif, agar tingkat kehidupan masyarakat sekitar tambang menjadi lebih baik dan mandiri.
"Seperti mesin vacuum sealer ini, yang digunakan untuk pengemasan makanan, sehingga membuka peluang UMKM untuk memperbesar usahanya," ungkapnya.
"Terakhir, Saya titip tolong dijaga dan dirawat alat ini," tambahnya lagi.
Sementara itu, Harwendro dari PT Aega Prima mengatakan selain menyerahkan bantuan di Desa Belo Laut, pihaknya juga telah menjalankan program PPM di lokasi lain, seperti pembangunan kios UMKM di Belinyu dan membangun cafetaria di Bangka Tengah, serta bantuan untuk sekolah.
"Tahun lalu kami menganggarkan 1 miliar untuk program ini, semoga tahun ini bisa bertambah," tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa perusahaannya saat ini sedang memfokuskan pada hilirisasi timah, tentunya dengan tetap mengutamakan pekerja asli Kep. Babel yang saat ini telah mencapai 90 persen.
"Semoga keberadaan kami dapat membantu pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat Kep. Babel," tutupnya.