Find Us On Social Media :
Banjir merendam akses menuju ruko dan perkantoran di Jalan Kelapa Hibrida Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/2/2023). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino) (KOMPAS.COM)

Tidak Semua Mobil yang Mogok Usai Menerjang Banjir Harus Turun Mesin

Oliver Doanatama Siahaan Sabtu, 25 Februari 2023 | 22:21 WIB

SONORABANGKA.ID - Terjadinya Mobil mogok tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor. Contoh usai menerjang banjir, maka penyebab bisa mengerucut ke beberapa sektor saja.

Bahkan kebanyakan mobil yang mogok setelah menerjang banjir bisa diperkirakan telah mengalami water hammer atau air masuk ke ruang bakar melalui saluran masuk udara. Kejadian itu akan membuat mesin tidak berfungsi.

Solusi water hammer tentu saja mesin harus diturunkan untuk melakukan overhaul. Namun, apakah benar setiap mobil mogok setelah menerjang banjir solusinya adalah turun mesin?

Pemilik Sriyatin Car Agus Setiawan mengatakan tidak semua mobil mogok setelah menerjang banjir harus dilakukan turun mesin, tapi ada peluang penyebab lain yang membuat mesin tidak berfungsi.

“Umumnya orang mengira mobil mogok akibat menerjang banjir adalah water hammer, air masuk ke dalam ruang bakar dan menyebabkan masalah pembakaran, tapi sebenarnya pemeriksaan tetap diperlukan apakah mobil tersebut memang harus turun mesin atau tidak,” ucap Agus kepada Kompas.com, Jumat (24/2/2023).

Dia mengatakan kalau mobil mogok dikarenakan water hammer, maka solusinya jelas harus dilakukan turun mesin tapi bila tidak, ada peluang lainnya dan tetap bisa diperbaiki dengan cara melihat tingkat kerusakannya.

“Kondisi mobil kan bermacam-macam, belum tentu dalam kondisi sehat 100 persen begitu melewati banjir, jadi faktor-faktor yang dapat menyebabkan mobil mogok selain water hammer juga bisa terjadi meski waktunya bertepatan setelah menerjang banjir,” ucap Agus.

Dia memberikan contoh kasus mobil manual, bila sebelumnya memang memiliki aki yang sudah tua atau sudah mulai lemah maka bisa saja tiba-tiba mogok di jalan.

“Misal mobil memiliki aki yang sudah lama tidak diganti, sehingga aki tersebut mulai lemah, terus mobil tersebut menerjang genangan air, tiba-tiba mati karena telat menginjak pedal kopling, begitu mesin mau dihidupkan akinya tekor jadi tidak bisa langsung hidup, akhirnya mogok,” ucap Agus.

Pada kasus tersebut, Agus ingin menjelaskan bahwa penting sekali bagi seorang montir memiliki pemikiran luas, tidak terjebak pada satu aspek saja.

“Begitu juga bagi pengendara, perlu tahu bahwa tidak semua mobil yang mogok setelah menerjang genangan air harus melakukan turun mesin, pastikan montir melakukan pemeriksaan terlebih dulu, baru bisa dipercaya omongannya,” ucap Agus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tidak Semua Mobil Mogok Usai Menerjang Banjir Harus Turun Mesin", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/25/121200815/tidak-semua-mobil-mogok-usai-menerjang-banjir-harus-turun-mesin.
us6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6