Find Us On Social Media :
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 13 juta kendaraan roda dua atau motor dapat dikonversi menjadi kendaraan listrik pada 2030.(KOMPAS.com/DIO DANANJAYA) (KOMPAS.COM)

ESDM Mengaku Masih Temui Kendala Program Konversi Motor Listrik

Oliver Doanatama Siahaan Rabu, 14 Juni 2023 | 21:11 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik sebanyak 50.000 unit pada 2023 dan 150.000 unit di 2024.

Walau begitu, program konversi motor listrik masih menemui sejumlah kendala, meskipun sudah mendapat dukungan berupa subsidi dari pemerintah.

Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kelistrikan, mengatakan, kendala pertama adalah ekosistem kendaraan listrik yang belum terbentuk, termasuk turunannya, yaitu pasar motor listrik bekas.

Pasar motor listrik bekas memegang peranan penting, memastikan bahwa motor listrik memiliki harga jual kembali.

Selain itu, juga soal biaya konversi. Masih tingginya harga converter kit membuat sejumlah orang lebih memilih motor listrik keluaran terbaru, atau bahkan motor konvensional yang punya harga lebih terjangkau.

“Ini motor lama saya, saya korbankan, kemudian jadi motor listrik, yang kemudian habis itu tidak bisa saya jual lagi. Makanya kita menyasar motor-motor yang sudah lama. Karena secara ekonomi, dia sudah menerima manfaat, sudah selesai,” ujar Inten, saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

“Pada waktu dia menikmati manfaat ini, kita gelitik untuk peduli lingkungan. Toh pas ada program pemerintah. Itulah sebabnya pemerintah turun tangan kasih insentif. Tapi sudah menambah Rp 15 juta, dapatnya motor lama,” kata dia.

Inten menambahkan, pihaknya juga memiliki target untuk menekan biaya konversi motor listrik sampai semurah mungkin.

Salah satunya dengan menyediakan swap baterai, seperti halnya penggantian tabung gas. Di mana orang-orang tinggal membeli gas, tanpa harus membayar tabungnya.

“Ke depan kalau nanti ada swap baterai, ketemunya sudah tinggal Rp 2 juta atau Rp 3 juta. Kalau nanti pemerintah mulai menarik insentifnya, sudah murah,” ucap Inten.

“Jadi ini sudah ada step, ada roadmap, sudah tertata. Tapi untuk memulai ke sini, kalau enggak melewati ini, enggak ketemu, jalan swap ini enggak terbuka. Karena butuh pasar untuk terbentuk, butuh initial market yang harus dibentuk,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "ESDM Mengaku Masih Temui Kendala Konversi Motor Listrik", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/14/114200215/esdm-mengaku-masih-temui-kendala-konversi-motor-listrik.