SONORABANGKA.ID - Jika dilihat dari kesamaan namanya, maka sudah dapat kita bayangkan bahwa kesenian Hadroh ini berasal dari Hadramaut Yaman, yang dalam perkembangannya pada tahun 1830 dibawa oleh seorang tokoh sufi ke tanah Nusantara, hingga akhirnya menjadi salah satu kesenian islami yang juga digunakan sebagai media untuk menyebarkan dakwah.
Kemudian pada tahun 1959, atas inisiatif K.H. Wahab Chasbullah yang menjadi Rais Aam PBNU saat itu, kelompok-kelompok Hadroh yang sudah eksis menekuni kesenian tersebut pun dihimpun dalam satu wadah yang bernama Ishari (Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia), sehingga dapat lebih terorganisir dan massif dalam melaksanakan kegiatannya di tengah-tengah masyarakat.
Demikian dipaparkan H. Firmantasi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang dalam sambutannya pada pembukaan lomba Hadroh dalam rangka memperingati hari santri nasional di Halaman Kantor Kemenag Kota Pangkalpinang, Kamis (12/10).
"Hingga saat ini kesenian tersebut pun berkembang pesat di Indonesia, dan setiap ada pengajian seringkali diiringi juga dengan lantunan musik dan syair Hadroh ini," lanjutnya.
Dilanjutkannya, dalam perlombaan Hadroh kali ini, para peserta diharapkan bukan hanya sekedar berkompetisi untuk menjadi juara, tapi juga dapat menghadirkan syair dan syiar yang meneduhkan hati, sehingga ruh nya (syair dan syiar islami tersebut - red), dapat senantiasa menerangi dan menghidupkan kalbu kita.
"Dengan berkah para perintis dan pendiri Hadroh yang merupakan para alim ulama yang diyakini kesalehannya ini, syair dan syiar yang terlantun juga akan mewujudkan harmoni dan cinta, serta memunculkan energi positif, yang pada akhirnya dapat menjadi semangat bagi kita dalam menjalani kehidupan," imbuhnya.
Terakhir beliau pun berpesan agar para peserta dapat mengikuti kompetisi ini dengan baik dengan menampilkan performa maksimal yang dimiliki dan para juri pun dapat memberikan penilaian secara objektif.