SonoraBangka.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung mencatat, pada Oktober 2023 gabungan dua Kota yakni Pangkalpinang dan Tanjung Pandan angka secara month-to-month (m-to-m) mengalami deflasi sebesar 0,31 persen.
Statitasi Ahli Madya BPS Babel, Oktarizal mengatakan, dibanding dengan bulan sebelumnya angka tersebut menunjukkan meredanya angka inflasi, karena secara year-on-year (y-on-y) inflasi berada di angka 3,80 persen.
Menurutnya, andil deflasi (m-to-m) itu utamanya disumbang komoditas ikan kerisi, ikan kembung, dan ikan bulat yang harganya mulai stabil seiring membaiknya cuaca, sehingga mempengaruhi jumlah yang tersedia dipasaran.
"Sedangkan andil inflasi (y-on-y), utamanya masih disumbang oleh komoditas beras, angkutan udara, dan rokok kretek filter," ujar Oktarizal, Rabu (1/11/2023).
Menurutnya, meski Kota Tanjungpandan juga mengalami deflasi (m-to-m) sebesar -0,62 persen, angka itu masih berada di kategori cukup mengkhawatirkan, karena inflasi (y-on-y) masih tercatat sebesar 5,43 persen sehingga tetap berada diurutan pertama tingkat inflasi tertinggi nasional.
"Sedangkan Kota Pangkalpinang mengalami inflasi (y-on-y) sebesar 2,88 persen dan deflasi (m-to-m) nya sebesar -0,12 persen. Angka itu cukup aman, karena di bawah 3 persen," jelasnya.
Lebih jauh, meski saat ini inflasi gabungan dua kota yang secara (y-on-y) sebesar 3,80 persen masih cukup aman, tetapi adanya potensi kenaikan harga pada akhir tahun seperti di bulan November-Desember juga cukup tinggi.
"Untuk gabungan dua kota bulang di bulan oktober itu masih cukup aman ya, karena target pemerintah berada di kisaran 2-4 persen, gabungan dua kota kita masih di angka itu. Seperti yang saya sampaikan, kit harus mewaspadai bulan November-Desemeber, karena melihat tahun sebelumnya ada tren kenaikan harga," terangnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul BPS Babel Catat terjadi Deflasi 0,31 Persen di Oktober 2023, Komoditas Ini Jadi Penyumbang Andil, https://bangka.tribunnews.com/2023/11/01/bps-babel-catat-terjadi-deflasi-031-persen-di-oktober-2023-komoditas-ini-jadi-penyumbang-andil.