SONORABANGKA.ID - Adalah Aksi lane hogger alias pengemudi yang konstan berada di lajur kanan dengan kecepatan rendah kembali ramai belakangan ini. Padahal seperti kita ketahui, lajur kanan adalah tempat untuk mendahului kendaraan lain.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, lane hogger adalah aktivitas mengemudi yang berbahaya tapi tidak disadari oleh pengendara.
Sayangnya, banyak para pengendara ini menerjemahkan faktor keselamatan dengan asumsi pribadi, sehingga pelanggaran demi pelanggaran tanpa sadar dilakukan berulang-ulang.
“Kenapa kemacetan menjadi pemicu? Karena toh di lajur mana pun tetap stuck, yang akhirnya muncul kebiasaan berjalan pelan di kanan,” ujar Sony, kepada Kompas.com, Minggu (26/11/2023).
“Mereka selalu punya jawaban, yang penting kan pelan, yang penting enggak ugal-ugalan, toh di depan macet lagi, dan lain-lain,” kata dia.
Menurutnya, masyarakat khususnya para pengendara harus paham, lajur paling bahaya di tol adalah lajur kanan, karena dipertuntukkan bagi kendaraan kecepatan tinggi.
"Kalau tidak sesuai atau pelan di lajur kanan, yang terjadi adalah tabrak belakang," kata Sony.
Jadi berada di lajur paling kanan sangat berpotensi celaka, terutama jika pelan. Sayangnya, masih banyak pengguna tol yang tidak sampai pemahamannya terhadap hal tersebut.
"Gimana mereka mau paham kalau dari awal pembuatan SIM enggak ada edukasinya. Kita seperti harus terima kondisi itu selamanya, sampai hukum diterapkan benar-benar," ucap Sony.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Pelaku Lane Hogger Kerap Merasa Tak Bersalah?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/26/114100315/mengapa-pelaku-lane-hogger-kerap-merasa-tak-bersalah-.