Find Us On Social Media :
Deretan mobil bekas di area Gading Serpong, Tangerang. Penjual mengklaim minat konsumen meningkat(Kompas.com/Daafa Alhaqqy) (KOMPAS.COM)

Pilih Mana, Mobil Bekas Pernah melakukan Turun Mesin atau Kondisinya Rusak?

Oliver Doanatama Siahaan Minggu, 30 Juni 2024 | 18:31 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Sebagian orang menganggap, mobil bekas yang pernah turun mesin sebaiknya tidak dibeli karena performanya tak lagi optimal seperti bawaan pabrik.

Padahal, salah satu tujuan dilakukan turun mesin adalah untuk memperbaiki performa dengan baik dan benar daripada ditunda-tunda justru bisa memperparah kerusakan.

Hanya saja, tidak semua orang melakukan turun mesin dengan benar sehingga kualitasnya tak selalu terjamin baik. Maka dari itu, mobil bekas yang pernah turun mesin dilematis untuk dipilih.

Muchlis, Pemilik Bengkel Spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service Sukoharjo mengatakan, kalau proses turun dilakukan baik sesuai dengan prosedur dan berdasarkan perhitungan matang. maka hasilnya akan baik.

“Sama saja performa mobil pernah turun mesin dengan bawaan pabrik, bila prosedur turun mesin benar-benar dilakukan dan runtut, termasuk pemilihan kualitas onderdil yang digunakan,” ucap Muchlis kepada Kompas.com, Sabtu (29/6/2024).

Muchlis menjelaskan, bila memang hendak membeli mobil bekas dan memiliki riwayat pernah turun mesin maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan dengan lebih teliti.

“Mulai dari pemeriksaan suara mesin, performanya, kualitas sealant, suhu coolant stabil dan seterusnya, jangan sampai membeli mobil bekas dengan kualitas turun mesin buruk atau asal-asalan,” ucap Muchlis.

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, memilih mobil bekas dengan kondisi rusak artinya siap untuk memperbaikinya termasuk bila harus turun mesin.

“Saya menyarankan sebaiknya tidak dilakukan bila memang awam soal mobil, karena biaya perbaikan bisa saja membengkak jika perhitungannya tidak tepat, pilih mobil yang sehat dan siap pakai saja,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (29/6/2024).

Dengan memutuskan untuk memilih mobil, lanjut Hardi, dalam kondisi rusak memang proses perbaikan akan lebih terkontrol dan satu sisi bisa melakukan negosiasi terkait depresiasi harga.

“Tapi jangan salah, menurut saya ketika ada masalah kecil saja seperti oli bocor dan perbaikannya membutuhkan turun mesin, itu lebih baik dilakukan segera, jangan ditunda-tunda, dengan harapan tidak ada kerusakan lebih parah,” ucap Hardi.

Semakin lama perbaikan ditunda, maka potensi kerusakan makin parah bisa terjadi. Katakan olinya kurang sehingga pelumasan tidak optimal, maka kerusakan mesin bisa sampai membuat metal, poros engkol dan piston rusak.

“Biaya turun mesin yang semula hanya sekian juta rupiah, menjadi lebih besar berkali-kali lipat bila sampai banyak komponen rusak karena dipaksakan atau ditunda perbaikannya,” ucap Hardi.

Hardi menghimbau, konsumen awam sebaiknya membeli mobil bekas dengan kondisi sehat atau usai diperbaiki dengan cara melakukan pemeriksaan secara teliti atau mengajak tenaga ahli untuk pemeriksaan unit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilih Mana, Mobil Bekas Pernah Turun Mesin atau Kondisinya Rusak?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/30/144100215/pilih-mana-mobil-bekas-pernah-turun-mesin-atau-kondisinya-rusak-.