Find Us On Social Media :
Icon e: diumumkan punya banderol rentang Rp 28 juta sampai Rp 32 juta. Adapun CUV e: harganya Rp 53 juta sampai Rp 61 juta. (KOMPAS.com/DIO DANANJAYA) (KOMPAS.COM)

Kenapa Untuk Penerimaan Motor Listrik Masih Minim di Indonesia?

Oliver Doanatama Siahaan Jumat, 8 November 2024 | 21:11 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Kehadiran motor listrik di Indonesia saat ini memang terus bertambah, dari merek sampai model. Namun, kalau lihat di jalan raya memang masih jadi minoritas, kalah jauh dengan motor konvensional.

Ketua Umum Asosiasi Industri Motor listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan, para produsen kalau bisa jangan cuma menjual produk, tapi bantu edukasi.

"Edukasi kenapa harus beralih (dari motor biasa ke listrik). Kita tahu Jakarta semakin panas karena perubahan iklim. Salah satu upaya perlambatan itu dengan menggunakan motor listrik," kata Budi di Jakarta, Kamis (7/11/2024).

Selain soal perubahan iklim, bisa dorong edukasi masalah subsidi BBM. Budi bilang, bila percepatan motor listrik dilakukan, bisa bantu kurangi subsidi, sehingga uangnya bisa digunakan untuk kegiatan lain.

"Kalau dorong saja (penjualan) tanpa masyarakat paham alasannya, mungkin itu yang bikin kurang cepat," kata Budi.

Budi mengatakan, sebenarnya sepeda listrik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, digunakan banyak orang, bisa bantu mengubah pola pikir. Penerimaan motor listrik seharusnya bisa membaik di masa depan.

"Secara tidak langsung memberi edukasi, pakai sepeda listrik kok enak. Nanti akan ketergantungan dan kembali pakai motor listrik," kata Budi.

Jadi ditunggu saja akan seperti apa perkembangan penerimaan motor listrik di Indonesia. Sekarang mungkin belum, tapi Budi percaya ke depannya akan sekamin ramai dugunakan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Penerimaan Motor Listrik Masih Minim di Indonesia?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/08/084200815/kenapa-penerimaan-motor-listrik-masih-minim-di-indonesia-.