SonoraBangka.id - Diketahui, bahwa orang dengan autisme dapat mengenali emosi yang kompleks seperti penyesalan dan kelegaan pada sesama manusia.
Sebuah penelitian menunjukan tentang yang mematahkan stereotipe bahwa orang dengan gangguan mental, emosional dan berprilaku kurang empati tidak dapat memahami emosi.
Psikolog dari University of Kent di Inggris menggunakan teknologi eye-tracking untuk memantau orang dewasa ketika mereka membaca cerita di mana seorang karakter membuat keputusan dan kemudian mengalami hasil positif atau negatif.
Mereka menemukan bahwa orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme (ASD) dengan cepat.
Selain itu dapat berpikir tentang bagaimana segala sesuatunya berubah secara berbeda (baik lebih baik atau lebih buruk daripada kenyataan).
Kemudian menilai apakah tokoh cerita akan menyesal atau mendapatkan bantuan yang dikenal sebagai emosi kontrafaktual.Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Autism Research, menunjukkan bahwa mereka sama baiknya dalam mengenali emosi penyesalan dalam karakter sebagai orang dewasa.
Tanpa adanya kondisi dan bahkan lebih baik dalam menghitung bantuan.
"Kami telah menunjukkan bahwa bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang telah menyoroti kesulitan orang dewasa dengan pengalaman autisme dengan empati dan pengambilan perspektif.
Diungkapkan oleh penulis utama Heather Ferguson, seorang profesor dari universitas, bahwa orang dengan autisme sebelumnya memiliki kelebihan dalam memroses emosi.
Artikel ini telah terbit di https://nakita.grid.id/read/021598635/studi-tunjukkan-pasien-autis-dapat-tunjukkan-empati-pada-orang-lain?page=all