()

Akhirnya Freeport Jual Emas ke Antam, Langkah Strategis Hilirisasi untuk Ekonomi Indonesia

Riska Tri Handayani Minggu, 23 Februari 2025 | 16:20 WIB
emas guna mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Freeport memiliki fasilitas pemurnian dengan kapasitas produksi mencapai 50 ton emas per tahun, di mana Antam akan menyerap hingga 30 ton emas.

"Kerja sama ini memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional. Hilirisasi adalah opsi yang tidak bisa ditawar," ujar Erick di Jakarta pada Jumat (21/2/2025).

Erick juga menjelaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menugaskan Kabinet Merah Putih untuk menjalankan program strategis seperti swasembada energi dan hilirisasi sumber daya alam.

Menurutnya, hilirisasi sektor pertambangan, terutama emas, akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global serta memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Cadangan emas kita itu nomor enam terbesar di dunia sekitar 2.600 metric ton, tapi untuk cadangan emas batangan, kita berada di peringkat 43 dunia," tambah Erick.

Lebih lanjut, Erick menyebut bahwa dengan adanya kerja sama ini, Indonesia tidak perlu lagi mengirimkan bahan mentah ke luar negeri.

Semua proses pemurnian dapat dilakukan di dalam negeri, yang akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Selain itu, langkah ini juga dinilai mampu meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia.

"Freeport memproduksi 50 ton emas, dan Antam menyerap 30 ton. Dampaknya luar biasa karena mampu menghemat cadangan devisa hingga ratusan triliun dalam lima tahun," kata Erick.

Penjualan emas ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian jual beli logam emas antara Freeport dan Antam yang telah disepakati pada awal November lalu.

Melalui kerja sama ini, Antam diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku logam mulia, khususnya emas batangan. 

Sementara itu, Direktur Utama Antam, Nico Kanter, mengungkapkan bahwa sinergi ini menjadi langkah penting dalam hilirisasi industri emas di Indonesia.

"Dengan adanya kerjasama ini tentunya membantu Antam meningkatkan sourcing bahan baku emas dari dalam negeri."

"Emas dari PT Freeport Indonesia nantinya akan diolah di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian milik kami untuk diproses menjadi produk logam mulia Antam," katanya.

Menurut Nico, kerja sama ini akan mengoptimalkan produksi emas logam mulia Antam, terutama di tengah tingginya permintaan pasar.

Dengan kepastian pasokan bahan baku emas dalam negeri, diharapkan harga emas tetap stabil dan masyarakat dapat memperoleh produk logam mulia Antam dengan lebih mudah.

 

"Dengan adanya kepastian sourcing bahan baku emas dalam negeri di tengah momentum rekor tertinggi, harga emas akan memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai ketersediaan produk logam mulia Antam."

"Kami terus mengoptimalkan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan tentunya akan meningkatkan kinerja Antam," tambahnya.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, turut menegaskan bahwa insiden yang terjadi di salah satu fasilitas kompleks Smelter PTFI tidak menghambat komitmen perusahaan dalam menjalankan hilirisasi pertambangan.

Pembangunan Pabrik Pemurnian dan Pengolahan (PMR) telah rampung, dan kini PTFI berhasil memproduksi emas murni sebagai bukti keseriusan dalam hilirisasi.

“Sebagai perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian terintegrasi dalam negeri mulai hulu hingga hilir, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga dan saat ini hilirisasi emas. Dalam waktu dekat akan menyusul hilirisasi perak,” kata Tony.

Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/rilis-bumn/115672571/freeport-jual-emas-ke-antam-langkah-strategis-hilirisasi-untuk-ekonomi-indonesia?page=3