Ilustrasi hoaks, hoax
Ilustrasi hoaks, hoax ( Shutterstock)

Kemkominfo Sebut Sejak Pandemi Ada 1.387 Hoaks, Dan 134 Diproses Polisi

27 Januari 2021 10:51 WIB

SONORABANGKA.ID - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, terdapat lebih dari 1.000 jenis hoaks yang teridentifikasi sejak pandemi Covid-19 pertama kali menyentuh Indonesia pada Maret 2020. Hoaks tersebut terkait dengan pandemi Covid-19. 

"Sejak pandemi Covid-19 menyentuh Indonesia Maret 2020 lalu, ada 1.387 jenis hoaks yang teridentifikasi," ucap Semuel dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Hal tersebut ia sampaikan dalam Dialog Produktif bertema Tolak dan Waspada Hoaks, Selasa (26/1/2021).


Lanjutnya, jika hoaks tersebut tidak sampai mengganggu ketertiban umum, Kemkominfo akan memberikan stempel hoaks dan menginformasikan tentang kekeliruan itu kepada masyarakat.

Langkah lainnya, Kemkominfo menghapus konten yang terbukti hoaks dari sosial media sebagai sumber penyebaran. "Tapi kalau sudah mengganggu ketertiban umum, kita bisa lapor ke polisi untuk ditindaklanjuti. Saat ini sudah ada 134 kasus yang ditangani kepolisian terkait hoaks Covid-19 ini," ujarnya.

Salah satu hoaks yang sempat mengemuka beberapa waktu lalu adalah terkait meninggalnya seorang tentara usai divaksinasi.


Pada kesempatan tersebut, Kepala Staf Kodim 0817/Gresik Mayor Infantri Sugeng Riyadi yang menjadi korban hoaks datang memberikan pernyataan.

"Saya ditunjukkan melalui pesan WhatsApp, bahwa saya dikabarkan meninggal dunia. Saya pertama kali mendengar berita ini justru dari komandan saya Dandim 0817/Gresik, Letkol Taufik Ismail. Kemudian saya diajak foto selfie untuk menangkal berita tidak benar itu," ujar Mayor Sugeng.


Sementara itu, Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitna (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengatakan, belakangan hoaks yang paling banyak memang mengenai vaksin Covid-19.

Mafindo, kata dia, mencatat ada 83 hoaks terkait vaksin Covid-19 dengan viralitas cukup tinggi. "Karena 42 persen terkait dengan isu keamanan dan kemanjuran termasuk hoaks kematian Mayor Sugeng," tuturnya.

Lebih lanjut, Septiaji mengatakan bahwa penyebaran hoaks ini memiliki beragam motif. Termasuk motif ekonomi dan niat jahat di dalamnya.


Ia menganalisis beberapa kelompok masyarakat yang terpengaruh hoaks vaksinasi tersebut. Pertama, ada kelompok masyarakat yang sebenarnya bukan keluarga anti vaksin, tetapi percaya teori konspirasi.

"Sehingga menganggap Covid-19 ini flu biasa dan tidak perlu divaksin. Kelompok lainnya adalah kelompok yang mau divaksin dan sadar soal pentingnya vaksinasi Covid-19, tetapi mereka memiliki bias. Misalnya bias anti Cina atau anti Barat," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemkominfo: Sejak Pandemi Ada 1.387 Hoaks, 134 Diproses Polisi", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/01/27/10394341/kemkominfo-sejak-pandemi-ada-1387-hoaks-134-diproses-polisi?page=2.

Sumberkompas
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm