Kita mengatakan kepada diri sendiri bahwa kita tetap merasa bersyukur meski kita sebenarnya merasa sedih, stres, cemas, atau lelah.
Jika hal itu dilakukan, Sahabat NOVA bisa saja melewatkan tanda bahaya yang seharusnya membuat kita khawatir bahwa ada sesuatu yang salah.
Jelas, ini tidak sehat, dan ini tidak akan memungkinkan kita untuk melihat efek positif dari rasa syukur yang tulus saat mengalami hal negatif.
Akhirnya, perasaan negatif akan menyusul - kemungkinan dengan intensitas yang lebih tinggi.
Rasa terima kasih yang dipaksakan juga membuat kita mengabaikan bagaimana perasaan tersebut dapat memotivasi kita untuk memperbaiki situasi.
3. Membuat kita lebih rentan terhadap atasan
Rasa syukur yang salah tempat dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh pemberi kerja, baik untuk memanipulasi kita agar bekerja berlebihan atau untuk memangkas gaji sebagai alasan untuk memberhentikan kita.
Para atasan tahu kita tidak akan mengeluh atau berhenti karena mereka takut tidak akan menemukan pekerjaan baru.
Nah, ketika kita memaksa bersyukur karena memiliki pekerjaan ini, kita akan merasa terbatas untuk membela hak-hak kita di kantor.
Dengan adanya rasa syukur yang dipaksakan mengarahkan kita pada kerja berlebihan, meningkatkan stres, dan ketidakpuasan terjadap pekerjaan dan hidup.