"Mereka berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang mereka inginkan dengan menampilkan citra diri mereka yang ideal," kata Lori Nixon Bethea, PhD, pemilik International Heart Counseling Service.
Tujuannya, tentu untuk meningkatkan ego dengan mendapatkan pujian dan validasi yang mereka inginkan. Pelaku love bombing ini ingin pasangannya memiliki ketergantungan emosional, fisik, atau finansial kepada mereka.
"Orang-orang yang terlibat love bombing sering melakukannya secara tidak sadar, meskipun mereka mungkin menyadari efek perilaku mereka terhadap orang lain," kata Jessica.
Pelaku love bombing atau yang disebut dengan love bomber ini mungkin akan membuat kita nyaman pada awalnya.
Namun setelah mulai tergantung padanya, mereka akan menuntut banyak hal kepada kita dan cenderung beralih menjadi sangat sulit dimengerti, kasar, dan manipulatif.
Sehingga, hubungan yang awalnya begitu manis berubah mejadi hubungan yang abusive (disertai kekesaran fisik dan mental), dan tidak sehat.
Gangguan kepribadian narsistik bisa diobati secara perlahan, namun tentu saja tidak bisa instan.
Nah, jika kita menemukan gejala itu pada pasangan, ada baiknya kita menghubungi psikolog.