SonoraBangka.id - Saat ini, Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus memperkuat sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta mitra strategis lainnya demi menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepala Perwakilan BI Babel, Rommy S. Tamawiwy mengungkapkan, inflasi bulan April 2025 tercatat sebesar 0,77 persen (mtm), mengalami penurunan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,83 persen (mtm). Angka ini juga lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,17 persen (mtm).
"Tekanan inflasi di April sebagian besar bersumber dari kenaikan harga sayuran dan ikan segar akibat terbatasnya pasokan lokal, cuaca ekstrem, dan tingginya permintaan pasca-Idulfitri," ujar Rommy kepada awak media, Minggu (4/5/2025).
Meski demikian, Bank Indonesia tetap memandang perlunya kewaspadaan terhadap berbagai risiko ke depan. Karena itu, pihaknya berkomitmen menjaga inflasi 2025 dalam kisaran sasaran nasional 2,5±1 persen, dengan memperkuat pelaksanaan tiga langkah strategis, menjaga inflasi inti, menstabilkan harga bergejolak dalam kisaran 3,0–5,0 persen, dan memperkuat koordinasi pusat dan daerah melalui Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025–2027.
"Bank Indonesia juga terus mendorong implementasi kebijakan 4K dalam pengendalian inflasi, yakni, Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif," terangnya.
Dalam aspek keterjangkauan harga, lanjut Rommy, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah telah melaksanakan sekitar 23 kali inspeksi mendadak (sidak) pasar di berbagai wilayah Bangka Belitung sepanjang Januari hingga April 2025. Tujuannya adalah memastikan stabilitas harga bahan pokok serta meredam kekhawatiran masyarakat terhadap lonjakan harga.
Sementara itu, untuk menjamin ketersediaan pasokan, BI mencatat telah mendukung pelaksanaan 64 kali operasi pasar yang digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi maupun oleh pemerintah kabupaten/kota. Dukungan ini termasuk fasilitasi distribusi pangan, yang memungkinkan harga jual bahan pokok di pasar murah menjadi lebih rendah dari harga pasar.
"Bank Indonesia juga berperan aktif dalam penyelenggaraan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah digelar sedikitnya 13 kali di berbagai wilayah. Selain mendukung teknis pelaksanaan, BI juga memastikan distribusi logistik pangan berjalan lancar," tuturnya.
Dari sisi distribusi, BI mencatat telah memfasilitasi kegiatan distribusi pangan pada 11 kali operasi pasar selama empat bulan pertama 2025. Salah satu bentuk konkret upaya ini adalah pengiriman 17,5 ton daging sapi beku dari Jakarta ke Belitung Timur, sebagai tindak lanjut kerja sama antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah dan Perum Bulog Cabang Belitung.
Rommy juga menegaskan pentingnya komunikasi publik yang efektif untuk menjaga ekspektasi masyarakat. Sepanjang Januari hingga April 2025, telah digelar delapan kali High Level Meeting (HLM) TPID di seluruh wilayah, disertai kampanye komunikasi publik melalui media cetak, radio, dan baliho pemerintah.
Meski capaian inflasi saat ini menunjukkan tren melandai dan positif, Rommy menilai tantangan ke depan masih cukup besar. Oleh karena itu, Bank Indonesia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang erat untuk menjaga kestabilan inflasi dalam jangka panjang.
"Sinergi antara TPID, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat mutlak diperlukan. Dengan kerja sama yang kuat, kami optimistis Bangka Belitung dapat mencapai inflasi yang rendah dan stabil guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ucap Rommy.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Bank Indonesia Bangka Belitung Perkuat Sinergi Tekan Inflasi, April 2025 Turun Jadi 0,77 Persen, https://bangka.tribunnews.com/2025/05/04/bank-indonesia-bangka-belitung-perkuat-sinergi-tekan-inflasi-april-2025-turun-jadi-077-persen.