SonoraBangka.id - Tahun 2025 ini, proses pendaftaran Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk jenjang sekolah dasar (SD) di Kota Pangkalpinang, sudah berakhir per 8 Juni 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang, Erwandy memastikan tidak akan ada praktik pembelian kursi tambahan dan jalur titipan dalam proses SPMB tingkat SD.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tidak mudah percaya pada oknum yang menjanjikan bisa meloloskan anak ke sekolah-sekolah favorit.
“Kami tegaskan, tidak ada kursi tambahan, tidak ada jalur khusus, tidak ada titipan. Sistem kami kunci otomatis begitu kuota terpenuhi. Jadi kalau ada yang mengatasnamakan siapa pun dan menjanjikan bisa masuk ke sekolah yang sudah penuh, itu murni penipuan, dan segera laporkan kepada kami,” tegas Erwandy, kepada Bangkapos.com, Senin (9/6).
Penegasan ini muncul menyusul fakta bahwa sebanyak 21 SD Negeri di Pangkalpinang mengalami kelebihan kapasitas alias overload, termasuk SD Negeri 1, SD 3, SD 13, SD 6, dan sejumlah SD unggulan lainnya.
Erwandy kembali menegaskan, pihaknya tidak akan membuka rombongan belajar (rombel) tambahan untuk tahun ajaran ini.
“Tidak ada penambahan rombel. Kami komitmen menjalankan kebijakan ini sesuai dengan aturan nasional. Semuanya berbasis sistem zonasi dan kuota maksimal,” imbuhnya.Dinas Pendidikan saat ini tengah memasuki tahap verifikasi dan validasi data pendaftar, yang dijadwalkan berlangsung mulai 9 hingga 14 Juni 2025.
Erwandy mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mengawasi proses ini agar berjalan jujur, adil, dan transparan.
Lebih lanjut, ia meminta para orang tua untuk tidak terjebak pada pola pikir lama yang menganggap bahwa jalur belakang masih bisa menyelamatkan mereka dari ketatnya persaingan masuk sekolah unggulan.
“Kami sudah merombak sistem agar lebih adil. Sekarang semuanya tercatat dan tersistem. Jadi kalau ada yang masih mencoba-coba mencari celah, kami pastikan tidak akan berhasil,” ucapnya.
Dengan jumlah pendaftar mencapai 2.733 anak dari total kuota 3.158, Dindikbud mengimbau orang tua yang anaknya belum tertampung agar mempertimbangkan sekolah-sekolah lain yang masih memiliki daya tampung.