Pj Walikota Pangkalpinang Hadiri Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA PPAS 2025
Pj Walikota Pangkalpinang Hadiri Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA PPAS 2025 ( Zul Sonora)

Pj Walikota Pangkalpinang Hadiri Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan Perubahan KUA PPAS 2025

16 Juni 2025 15:32 WIB

SONORABANGKA.ID - DPRD Kota Pangkalpinang menggelar Rapat Paripurna ke-15 Masa Persidangan III Tahun 2025 di ruang sidang paripurna, Senin (16/6/2025). Rapat tersebut menjadi momen penting dalam siklus penganggaran daerah dengan agenda penyampaian laporan Badan Anggaran, penandatanganan nota kesepakatan terhadap Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Dalam sambutannya, Pj Walikota Pangkalpinang M. Unu Ibnudin menekankan bahwa proses penyusunan Perubahan KUA PPAS Tahun Anggaran 2025 merupakan hasil dari kerja kolektif dan diskusi yang panjang, melibatkan sinergi antara eksekutif dan legislatif.

“Ini bukan sekadar proses administratif, melainkan hasil dari serangkaian diskusi konstruktif yang menggambarkan semangat kolaborasi dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik,” ujar Unu.

Ia menyatakan bahwa perubahan ini disusun untuk merespons dinamika kebutuhan pembangunan di tengah keterbatasan fiskal. Dokumen anggaran yang disepakati, lanjutnya, telah disusun dengan pendekatan yang berpihak pada kepentingan masyarakat.

Tiga Strategi Utama dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam forum tersebut, Unu memaparkan tiga strategi utama dalam pengelolaan keuangan daerah tahun 2025:

1. Efisiensi dan efektivitas belanja, dengan Fokus pada sektor prioritas seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta pemberdayaan ekonomi lokal.


2. Pengelolaan pembiayaan, dengan setiap kebijakan pembiayaan dirancang agar tetap produktif dan tidak menimbulkan beban fiskal jangka panjang.


3. Optimalisasi SILPA, dengan digunakan untuk menutupi defisit atau mendanai program strategis tanpa mengganggu keseimbangan anggaran.

"Sinergi antara eksekutif dan legislatif bukan hanya menjadi landasan keberhasilan penganggaran, tetapi juga simbol kuat bahwa pembangunan yang inklusif adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

PenulisZulhaidir
EditorZulhaidir
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm