Find Us On Social Media :
Ilustrasi belanja online (SHUTTERSTOCK)

Pasca Pandemi Covid-19, Merek Apa Yang Tetap Eksis di Industri Mode ?

Vivi Callvella Selasa, 21 Juli 2020 | 11:13 WIB

SonoraBangka.id - Tahun 2020 memang merupakan masa-masa yang sulit bagi industri fesyen. Label seperti Seafolly, G Star RAW, True Religion, dan Bardot, juga memilih opsi voluntary administration. Voluntary administration adalah proses di mana perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan atau bangkrut dipegang oleh pihak independen yang dapat memberi solusi terbaik untuk pemilik bisnis dan kreditor.

Semntara itu, pernyataan bangkrut merek pakaian AS Brooks Brothers baru-baru ini membuat dunia fesyen tersentak. Brooks Brothers, yang dikenal pernah membuatkan setelan untuk 41 dari 45 Presiden AS mengalami krisis keuangan akibat pandemi Covid-19.

Krisis diperparah karena ada pergeseran tren busana kerja dari pakaian resmi menjadi lebih kasual, seperti dilaporkan The Sydney Morning Herald.

Pandemi ini menyebabkan berbagai peragaan busana dibatalkan, rilis musiman ditunda, rantai pasokan terganggu, dan toko-toko fisik terpaksa ditutup, serta mengubah kebiasaan konsumen.  Pandemi juga terus memperburuk ekonomi global, mayoritas konsumen tidak ingin menghabiskan uang mereka untuk membeli pakaian baru.

Di saat orang-orang merasa nyaman berbelanja secara online, banyak merek masih merasa perlu memberi inovasi berbasis pengalaman di toko fisik mereka, seperti dilaporkan VendHQ.

Faktanya, sebagian merek sudah terpuruk sebelum pandemi. Tren mode adalah siklus yang selalu berubah, dan semakin banyak konsumen beralih ke belanja online. Sayangnya banyak merek masih memakai cara lama untuk menjangkau konsumen.

Karena mayoritas brand tidak menyediakan pengalaman belanja yang berbeda, dan Covid-19 semakin mengurungkan niat orang untuk berbelanja di took, maka metode bisnis yang menawarkan produk dan layanan kepada konsumen secara langsung dinilai tidak cocok lagi.