Find Us On Social Media :
Kemacetan panjang terjadi saat pemberlakuan contraflow di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Pemberlakuan contraflow tersebut diberlakukan selama proses olah TKP kecelakaan beruntun di KM 91 oleh petugas berwenang. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI) (kompas.com)

Jangan Berkendara Terlalu Lama di Belakang Truk dan Bus

Vivi Callvella Senin, 3 Agustus 2020 | 19:16 WIB

SONORABANGKA.ID - Ketika berkendara di jalan raya pastinya akan bertemu dengan ragam kendaraan lainnya, seperti truk atau pun bus.

Terlebih, kalau perjalanan itu merupakan jalur lintas wilayah yang tentunya banyak kendaraan besar berseliweran.

Dalam kondisi lalu lintas lancar mungkin tidak akan terlalu masalah, tetapi berbeda halnya jika lalu lintas padat sehingga kecepatan kendaraan sangat terbatas.

Mau tidak mau pengemudi kendaraan pribadi berada di belakang truk atau bus yang memiliki ukuran yang lebih besar.

Pada saat hal ini terjadi, sebaiknya pengemudi tetap menjaga jarak aman dan tidak terlalu lama berada di belakangnya.

Sony Susmana, sebagai Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia ( SDCI)  mengatakan, saat berada terlalu lama di belakang kendaraan besar bisa membuat pengemudi mengantuk.

Keadaan ini tentunya cukup berbahaya terlebih jika pengemudi hilang fokus dan situasi tiba-tiba berubah sehingga respons yang dilakukan terlambat.

“Berada di belakang kendaraan besar seperti truk atau pun bus membuat bosan karena kecepatannya rendah dan pandangannya ngeblock ( blindspot), sehingga membuat mengantuk,” demikian dikatakan Sony kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Sony menyarankan, Guna mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, supaya tetap menjaga jarak aman agar pandangan pengemudi lebih luas ke depan.

“Semakin besar kendaraan di depan maka semakin jauh jarak jaraknya, lalu cari spot yang aman untuk mendahului. Kalau lalu lintas sepi dan marka putus sebaiknya mendahului,” kata Sony.