Find Us On Social Media :
Deretan mobil lawas milik para anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) yang ikut serta dalam konvoi ke Bogor, Minggu (21/1/2018). (Kompas.com/Alsadad Rudi) (kompas.com)

Ini Dampak Kalau Kendaraan Lawas Menggunakan BBM Dengan Oktan Tinggi

Oliver Doanatama Siahaan Kamis, 3 September 2020 | 18:35 WIB

SONORABANGKA.ID - Masing-masing pabrikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat sudah merekomendasikan jenis bahan bakar yang cocok untuk kendaraan.

Pemilihan jenis bensin ini tidak hanya asal pilih saja atau yang memiliki oktan tinggi, tetapi menyesuaikan dengan kompresi kendaraan.

Dalam perkembangannya, masing-masing pabrikan menghadirkan kendaraan yang lebih modern dengan teknologi kekinian, termasuk juga meningkatkan kompresi kendaraan.

Semakin tinggi kompresi tentunya bahan bakar yang cocok juga memiliki nilai oktan yang lebih bagus pula, begitu pula sebaliknya.

Lalu bagaimana jika kendaraan lawas menggunakan bensin dengan oktan tinggi?

Bambang Supriyadi, dari Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor ( ADM), mengatakan, ada efek buruk yang akan terjadi jika kendaraan lawas menggunakan bensin oktan tinggi.

“Efeknya akan ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar kemudian mengendap dan jadi kerak karbon di ruang bakar,” ujar Bambang kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2020).

Hal ini disebabkan karena bahan bakar tersebut tidak terbakar secara sempurna saat di dalam ruang mesin.

Kalau keadaan ini terus berlangsung dalam waktu lama akan menimbulkan efek yang lebih buruk lagi yakni terjadinya knocking pada mesin.