SonoraBangka.id - Kecerdasan emosional atau emotional intelligence membuat seseorang mampu berkolaborasi dengan orang lain di sekitarnya, sehingga menciptakan kedekatan, kepercayaan dan keharmonisan, guna mencapai tujuan .
Kecerdasan ini sendiri kerap diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali emosi yang berbeda dari orang lain dan mampu mengelola emosi dari dalam diri.
Nah, di Korea, kecerdasan emosional ini dipelajari melalui konsep Nunchi.
Istilah Nunchi dalam Bahasa Korea berarti seni membaca pikiran dan perasaan orang lain untuk menciptakan keserasian, kepercayaan, dan kedekatan.
Baik di kehidupan sosial, tempat kerja, terutama saat melakukan negosiasi, Nunchi kerap disebut sebagai kesaktian orang Korea untuk bisa sukses.
Walau begitu, ini sama sekali tak ada hubungannya dengan hal supranatural.
Dalam buku yang ditulis oleh penulis Euny Hong berjudul Nunchi: Seni Membaca Pikiran dan Perasaan Orang Lain mengupas seputar penerapan Nunchi dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini ada 8 aturan dasar dalam konsep Nunchi, yang dirangkum dari laman Gramedia Digital:
1. Kosongkan pikiran
Dalam penerapan Nunchi, langkah pertama ialah hilangkan berbagai praduga terhadap seseorang.
Hal ini bertujuan agar mampu mengamati dengan lebih tajam namun terbuka.
Bisa dimulai dari dua menit memejamkan mata dan memusatkan perhatian pada pernapasan sebelum bertemu dengan seseorang atau rapat dengan sejumlah orang.
2. Efek Pengamat dalam Nunchi
Ada konsep dalam fisika kuantum yang dinamakan Efek Pengamat, yang menyatakan bahwa kita mengubah berbagai hal hanya dengan mengamatinya.
Hal yang sama berlalu ketika memasuki sebuah ruangan, kita dapat mengubah suasana hanya dengan berada di sana.
Pakar Nunchi akan memberitahu, ketimbang membuat keributan sewaktu memasuki ruangan, pertama-tama hormatilah ruangan yang akan dimasuki.
Tindakan ini selaras dengan aturan Nunchi pertama, yaitu kosongkan pikiran, amati dengan tajam sekeliling terlebih dahulu.