Find Us On Social Media :
Ilustrasi Instagram (Shutterstock)

Masih Berkeinginan Stalking Mantan, Padahal Sudah Putus. Mengapa ?

Riska Tri Handayani Selasa, 20 Oktober 2020 | 09:38 WIB

SonoraBangka.id - Biasanya rasa sedih akan mendominasi ketika hubungan kandas dan berusaha move on adalah hal yang dilakukan.

Tapi tidak sedikit orang, terutama pihak yang “diputusin”, tak bisa menahan keinginan untuk ingin tahu tentang mantan kekasihnya.

Kegiatan ini disebut juga dengan stalking ( menguntit).

Nah, di era digital ini, kegiatan stalking biasanya dilakukan lewat akun media sosial si mantan.

Sulit rasanya menahan godaan untuk mengetahui apakah si mantan sudah baik-baik saja hidupnya atau mungkin punya pacar baru.

Padahal, jika kamu menguntit mantan, maka hanya akan memperpanjang rasa sakit hati dan stres setelah putus cinta.

Seorang pakar psikologi Theresa E Didonato, berpendapat bahwa stalking bisa diartikan sebagai perasaan ingin mengejar terus menerus yang tidak diinginkan, baik secara virtual atau secara langsung, di mana pelakunya selalu memikirkan si korban.

Pada umumnya korban mengenal orang yang jadi penguntit.

Kegiatan menguntit ini bisa menimbulkan rasa takut dan menguras emosi korban.

Bagaimana tidak, si penguntit terkadang menuliskan komentar atau status marah dan menjelek-jelekkan.

Tak jarang, ada yang mengancam akan menyebarkan foto atau video yang bisa mempermalukan korban.