SonoraBangka.id - Perkembangan media sosial saat ini memang sudah semakin pesat mengingat saat ini peran teknologi sudah tidak dapat dilepaskan dari setiap kehidupan manusia.
Kita ketahui bersama, bahwa media sosial memang bak pisau bermata dua.
Di satu sisi medsos bisa dijadikan sarana mencari informasi, promosi, dan sejumlah manfaat lainnya.
Tapi, di sisi lain bisa mengganggu kesehatan mental dengan beragam konten toksik di dalamnya.
Namun, seperti apa sih konten yang dianggap toksik di media sosial?
Menurut Desainer Didiet Maulana, setiap orang punya ukuran masing-masing terhadap konten yang dianggapnya toksik.
Konten toksik baginya adalah sesuatu yang bisa memberikan sebuah respons negatif terhadap diri sendiri ketika melihat atau membaca sesuatu di media sosial.
Semetara itu kolom komentar bisa jadi salah satu sumbernya. Seperti yang kita tahu, jempol orang sepertinya sulit sekali ditahan untuk berkomentar di media sosial.
Maka tak heran jika figur publik, yang memiliki banyak pengikut (followers) sering dibanjiri komentar, baik positif maupun negatif.
Nah, untuk sebagian orang, komentar-komentar tersebut bisa mengganggu kesehatan mentalnya dan membuat depresi.