Find Us On Social Media :
Masyarakat nelayan melaksanakan doa bersama dan berkumpul di pinggir Pantai Matras Sungailiat. (Bangkapos.com/Edwardi)

KIP di Perairan Matras Terus Beroperasi, Nelayan Gelar Sholat Hajat

Yudi Wahyono Kamis, 12 November 2020 | 10:44 WIB

SONORABANGKA.ID - Hingga kemarin, para nelayan dan keluarganya masih tetap bertahan menggelar protes dan unjuk rasa di pinggir Pantai Matras, Sungailiat, Bangka, Rabu (11/11/2020).

Sementara itu, 4 Kapal Isap Produksi (KIP) mitra PT Timah Tbk yang diminta berhenti beroperasi oleh para nelayan masih tetap menjalankan aktivitas mereka.

Warga nelayan dan keluarganya tersebut bertahan di pondok-pondok dan di bawah pohon di pinggiran Pantai Matras Sungailiat tanpa mampu berbuat banyak, sebab mereka hari ini tidak diperbolehkan turun ke laut untuk melakukan demo guna menghentikan operasi KIP.

Setelah, Sholat Dzuhur masyarakat nelayan pun langsung berkumpul untuk melakukan doa bersama di pinggir Pantai Matras yang dipimpin mantan Ketua Masjid Matras, Sopian.

 

Selain itu, masyarakat nelayan juga menggelar Sholat Sunat Hajat untuk menyampaikan hajat atau permohonan dan pertolongan kepada Allah SWT yang akan dilaksanakan ba'da Isya malam di pinggir Pantai Matras Sungailiat.

Sopian, tokoh agama masyarakat Matras menuturkan, masyarakat nelayan saat ini merasa sebagai warga yang sudah terzholimi karena mereka merasa sudah tidak ada lagi tempat dan pejabat baik pemerintah maupun DPRD yang bisa dijadikan tempat untuk mengadu.

"Hanya kepada Allah SWT lah tempat kami meminta dan mengadu saat ini, hanya kepada Allah SWT yang bisa melindungi perairan laut tempat kami mencari nafkah dan kehidupan sehari-hari, tidak ada lagi pejabat, anggota DPRD dan aparat pemerintah yang bisa membantu kami masyarakat yang terzholimi semoga Allah SWT membalas perbuatan yang sudah mereka lakukan terhadap nasib masyarakat kami ini,' ungkap Sopian.

Sopian masih berharap agar Allah SWT membuka mata dan hati para pejabat yang sedang berkuasa saat ini agar bisa mendengarkan aspirasi dari masyarakat nelayan yang hidupnya semakin menderita akibat daerah tangkapannya dirusak oleh aktivitas penambangan KIP ini.

"Kami akan melaksanakan Salat Hajat dengan tujuan mengadu kepada Allah SWT, jadi kita tidak usah lagi mengadu kepada manusia karena kita hanya akan menerima kekecewaan saja," imbuhnya.