Find Us On Social Media :
Ilustrasi (Kompas.com)

Adakah Hubungan Antara Diet Mediterania Dengan Stres ? Mengapa ?

Riska Tri Handayani Minggu, 6 Desember 2020 | 19:08 WIB

SonoraBangka.id - Kondisi kesehatan seseorang, secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh pola makan.

Secara spesifik, pola makan ternyata juga dapat menjadi strategi diet untuk mengurangi efek merusak dari stres terhadap kesehatan.

Dilansir Medical News Today, stres kronis sendiri tidak hanya meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, tetapi juga meningkatkan kesempatan pengemvangan sejumlah penyakit, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, stroke, dan Alzheimer.

Sejumlah penelitian observasional menemukan, orang-orang yang makan banyak sayur-sayuran dan buah-buahan atau secara spesifik mengikuti pola makan Mediterania, dilaporkan lebih sedikit mengalami stres.

Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa pola makan tinggi gula dan lemak jenuh berkaitan terhadap peningkatan kadar kortisol atau hormon stres dalam darah yang tinggi.

Sayangnya, penelitian semacam itu tidak membuktikan hubungan sebab akibat antara pola makan dan stres.

Faktor lain yang mungkin memengaruhi pola makan seseorang, seperti tempat tinggal, tingkat pendidikan, atau status sosial ekonomi, sama-sama menentukan tingkat stres yang mereka alami setiap hari.

Namun, mengontrol semua variabel ini dalam penelitian longitudinal yang melibatkan orang cenderung tidak mungkin dilakukan.

Khasiat diet Mediterania

Para peneliti dari Wake Forest School of Medicine, North Carolina, AS membandingkan efek jangka panjang dari pola makan ala Barat dengan pola makan Mediterania terhadap ketahanan stres pada kera di bawah kondisi eksperimental terkontrol.

Pola makan ala Barat memiliki asupan protein dan lemak yang kebanyakan bersumber dari hewan, tinggi garam, tinggi lemak jenuh, serta rendah asam lemak tak jenuh tunggal dan omega-3.