SonoraBangka.id - Dalam konteks kemampuan fungsi otak, menua kerap dikaitkan dengan kebiasaan mudah lupa, atau bahkan lebih buruk lagi, demensia.
Memang, istilah "menua" sering kali identik dengan hal-hal "buruk".
Padahal, menurut neuropsikolog sekaligus penulis "Break Up with Friends", Dr Hannah Korrel, anggapan tersebut tidak selalu benar.
Hari ini, kita punya pengalaman lebih daripada hari kemarin.
Menurut Body and Soul, itulah yang memberi kita perkembangan otak neuroplastis yang dinamis.
Mulai hari ini dan ke depannya, ingatlah bahwa kamu punya kesempatan untuk terus membangun neuroplastisitas itu, baik sedikit atau banyak.
Bagaimana mengoptimalkannya?
Sama seperti kulit, otak juga menua seiring bertambahnya usia.
Jadi, jika kita berumur panjang, tanda-tanda penuaan pada otak juga akan bermunculan secara perlahan dan mengganggu kemampuan memori kita.
Menjaga otak tetap tajam atau membiarkan tanda-tanda penuaannya muncul bergantung pada jumlah cadangan kognitif kita.
Ini seperti penyangga. Bayangkan demensia seperti "pacman" yang memakan penyangga di otakmu setiap harinya hingga pada suatu hari penyangga tersebut habis dan kamu mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan, seperti memori yang buruk.
Semakin besar penyangga tersebut, maka semakin lama tanda-tanda penurunan kemampuan kognitif akan terjadi.