Find Us On Social Media :
Ilustrasi (Kompas.com)

Apakah Benar Hilangnya Penciuman Pasien Covid-19 Bisa Permanen?

Riska Tri Handayani Rabu, 27 Januari 2021 | 15:07 WIB

SonoraBangka.id - Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa kehilangan indera penciuman dan perasa menjadi dua di antara sejumlah gejala dari Covid-19.

Tetapi, berdasarkan orang-orang yang pernah mengalaminya, dua gejala ini dapat terjadi berkepanjangan.

Nah, apakah mungkin gejala ini bisa permanen?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan AS (CDC), bagi sejumlah kecil orang yang tertular Covid-19, hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman secara permanen dapat menjadi kenyataan yang tidak menguntungkan, di samping jumlah kasus dan korban meninggal yang masih terus bertambah.

Banyak orang yang terinfeksi virus ini melaporkan gejala anosmia atau hilangnya kemampuan indera penciuman, dan kemampuan indera perasa.

Biasanya, kemampuan kedua indera tersebut kembali setelah sembuh dari virus, biasanya dalam waktu beberapa pekan.

Tetapi, banyak orang melaporkan gejala anosmia terjadi bahkan hingga berbulan-bulan setelah mereka pulih dari Covid-19.

Memengaruhi kualitas hidup Kini kita masih menunggu sejumlah penelitian yang sedang berlangsung untuk mengetahui kepastian berapa lama gejala tersebut dapat bertahan sebelum akhirnya pulih.

Meskipun kehilangan indera penciuman dan perasa berkepanjangan jarang terjadi, kondisi ini masih berpotensi mengkhawatirkan.

Ditambah dengan isolasi sosial dan anhedonia (ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan), kondisi tersebut bisa memperburuk rasa keterasingan yang telah dirasakan.

Efek lainnya yang juga mungkin terganggu akibat kehilangan kemampuan indera penciuman dan perasa berkepanjangan adalah asupan nutrisi.

Orang dengan anosmia mungkin masih merasakan rasa dasar, seperti asin, asam, manis, dan pahit.