Find Us On Social Media :
Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia H.E. Mr. Lyudmila Vorobieva di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/3/2021). ((Dok. Bambang Soesatyo) )

Ketua MPR Terima Dubes Rusia, Dorong Kerja Sama Pengembangan Vaksin Covid-19

Ria Kusuma Astuti Senin, 22 Maret 2021 | 15:15 WIB

SONORABANGKA.ID - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menyampaikan, pemerintah Indonesia perlu bekerja sama dengan Rusia dalam pengadaan vaksin Covid-19, guna mendukung pelaksanaan vaksinasi gotong royong.

Menurut Bambang, Rusia melalui RDIF (Rusian Direct Investment Fund) atau BUMN Rusia telah menunjuk perusahaan swasta untuk menjadi perwakilan mereka di Indonesia.

Saat ini, Rusia sudah memproduksi dan menggunakan tiga jenis vaksin, yakni Sputnik V, EpiVacCorona, dan CoviVac.


"Sputnik V menurut Duta Besar Rusia, punya berbagai keunggulan yang diperlukan penduduk Indonesia.

EpiVacCorona, misalnya, bisa digunakan untuk lansia di atas 60 tahun, CoviVac dengan penggunaan sebanyak dua kali yakni disuntikan di hari pertama dan di hari ke-14 setelah penyuntikan pertama," ujar Bambang usai menerima Duta Besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Mr. Lyudmila Vorobieva, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/3/2021), dalam keterangan tertulis.

Bambang mengutip penjelasan Duta Besar Rusia Lyudmila yang menyebutkan, vaksin Covid-19 Sputnik V telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sedang menunggu izin edar.

Mengutip Lyudmila pula, Bambang menuturkan, vaksin Covid-19 Sputnik V ini memiliki efikasi 91,6 persen dan dapat disimpan dalam cool box dengan suhu 2-8 derajat celcius.
Sementara itu, penyuntikan vaksin Covid-19 ini dilakukan sebanyak dua kali, dengan jeda waktu 21 hari dari penyuntikan pertama.

Penggunaan vaksin Sputnik V telah disetujui beberapa negara di antaranya Rusia, Belarusia, Serbia, Argentina, Bolivia, Aljazair, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hongaria, UEA, Iran, Guinea, Tunisia, Armenia dan wilayah Palestina.


"Vaksin buatan Rusia ini didasarkan pada DNA adenovirus jenis SARS-CoV-2. Vaksin ini menggunakan virus yang telah dilemahkan untuk mengirimkan sebagian kecil patogen dan menstimulasi respons imun dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan terkait vaksinasi," ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, selain menawarkan vaksin, pemerintah Rusia ingin Indonesia menjadi salah satu produsen berbagai jenis vaksin buatan Rusia.