SonoraBangka.id - Beberapa orang yang masih terjebak dalam budaya patriarki menganggap pekerjaan rumah dan mengurusi anak bukanlah tugas yang seharusnya dilakukan para pria.
Ya, semakin berkembangnya pemahaman mengenai kesetaraan gender, maka semakin meningkat pula kesadaran bahwa pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan oleh pria maupun wanita.
Tidak mengherankan apabila masih banyak stereotip keliru yang kerap menimpa pria yang memutuskan untuk menjadi bapak rumah tangga dan mengasuh anak.
Dilansir dari laman Very Well Family, berikut ini beberapa stereotip yang harus dihadapi pria yang menjadi bapak rumah tangga.
1. Tidak maskulin
Anggapan bahwa pria yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurusi anak tidak maskulin adalah kesalahpahaman yang sudah turun-temurun ditanamkan oleh nenek moyang kita.
Sebagai kepala keluarga, pria seakan-akan wajib bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya dengan cara mencari nafkah.
Sementara pekerjaan rumah tangga urusan wanita saja. Hal inilah yang kemudian membuat sebagian besar pria cenderung tidak mau mengambil peran sebagai bapak rumah tangga karena merasa malu dan takut terisolasi.
Padahal, memastikan anak-anak tumbuh dengan benar sama penting dan bermanfaat seperti pekerjaan apa pun di luar sana.
Karena merawat keluarga itu juga berada di bawah payung dari apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pria.