Find Us On Social Media :
Nagita Slavina (Instagram/Raffinagita1717)

Apa Itu Isu Cultural Appropriation, yang Dialami Nagita Slavina ?

Riska Tri Handayani Jumat, 4 Juni 2021 | 10:37 WIB

SonoraBangka.id - Seiring dengan polemik penunjukkan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua, saat ini istilah cultural appropriation viral di media sosial.

Sosok Nagita dianggap tidak tepat sebagai representasi karena bukan Orang Asli Papua (OAP).

Alih-alih menunjuk wanita pribumi dengan kecantikan khas lokal, istri Raffi Ahmad ini malah dijadikan duta dan dipotret dengan pakaian Papua.

Banyak yang menuding, praktik ini menjadi bentuk dari cultural appropriation.

Komika berdarah Papua, Arie Kriting menjadi salah satu yang mengemukakan pendapat ini melalui unggahan di akun Instagramnya.

"Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation.

Seharusnya sosok perempuan Papua, direpresentasikan langsung oleh perempuan Papua."

Nagita Slavina bukan satu-satunya selebritas yang pernah tersandung tuduhan ini.

Sebelumnya Adele, Kendall Jenner dan Kylie Jenner juga pernah dianggap melakukan salah satu penistaan budaya ini.

Jadi, apa sebenarnya cultural appropriation alias apropriasi budaya ini?

Istilah cultural appropriation secara resmi pertama kali masuk dalam Kamus Oxford pada 2017.

Frasa ini dideskripsikan sebagai "the unacknowledged or inappropriate adoption of the customs, practices, ideas, etc. of one people or society by members of another and typically more dominant people or society.”

Penjelasan ini bisa diartikan sebagai adopsi yang tidak diakui atau tidak pantas atas kebiasaan, praktik, ide, dll.

Dari satu orang atau masyarakat oleh anggota orang lain dan biasanya orang atau masyarakat yang lebih dominan.