Find Us On Social Media :
Ilustrasi anak tantrum (Szabadság.ro)

Orangtua Perlu Tahu, Kapan Perilaku Tantrum Anak Perlu Diwaspadai !

Riska Tri Handayani Sabtu, 10 Juli 2021 | 08:39 WIB

SonoraBangka.idTantrum adalah ledakan emosi yang pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan kemampuan bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya.

Anak dapat mengalami emosi negatif yang dapat berkembang menjadi ledakan emosi atau tantrum.

Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak & remaja, dr Anggia Hapsari, SpKJ(K), hal ini sebetulnya wajar.

Tapi, dalam beberapa kondisi perlu diwaspadai. "Anak tantrum umumnya disebabkan oleh terbatasnya kemampuan bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya."

"Sehingga mereka hanya dapat meluapkan emosinya dengan cara meronta, berteriak, menangis, menjerit, serta menghentakkan kedua kaki dan tangannya ke lantai," kata Anggia kepada Kompas.com, Rabu (9/6/2021).

Lalu, kapan perilaku tantrum anak perlu diwaspadai? Beberapa tanda perilaku tantrum anak perlu diwaspadai antara lain:

Tantrum dan ledakan terjadi pada tahapan usia perkembangan di mana seharusnya perilaku tersebut sudah tidak terjadi, yaitu di atas usia 7-8 tahun.

Perilaku anak sudah membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Perilaku anak menimbulkan masalah serius di sekolah.

Perilaku anak memengaruhi kemampuannya untuk bersosialisasi dengan teman sehingga anak "dikucilkan" oleh teman-temannya.

Tantrum dan perilaku anak telah membuat distress atau kesulitan dalam keseharian keluarga.

Anak merasa tidak mampu mengendalikan emosi marahnya dan merasa dirinya "buruk".

"Jika tantrum pada anak tampak terlalu sering atau membuatnya menyakiti dirinya atau orang lain, orangtua sebaiknya berkonsultasi dengan profesional, seperti psikiater anak atau psikolog anak untuk mendiskusikan masalah emosi perilaku tersebut dan cara tepat menanganinya," paparnya.