Find Us On Social Media :
Ilustrasi (KatarzynaBialasiewicz )

Benarkah Lelaki akan Berumur Pendek jika Pernikahannya Tidak Bahagia ?

Riska Tri Handayani Selasa, 13 Juli 2021 | 13:10 WIB

SonoraBangka.id - Tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin pernikahannya menjadi berantakan dan tidak bahagia.

Ya, semua orang yang berpikir untuk menikah pasti mendambakan ikatan yang bahagia dan langgeng hingga maut memisahkan.

Apalagi, jika dampak dari kondisi itu tak ubahnya seperti membunuh diri secara perlahan. 

Memangnya bisa begitu? Jawabannya, bisa.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asal Israel, Shahar Lev-Ari, pernikahan yang tidak bahagia dapat meningkatkan risiko stroke atau pun kematian dini.

Menurut Lev-Ari, peningkatan risiko itu sama seperti risiko yang dialami oleh seorang perokok atau mereka yang tidak menjalani gaya hidup sehat.

Pria Israel yang menyatakan ketidakpuasan dengan pernikahannya, diperkirakan 94 persen lebih mungkin menderita stroke selama tiga dekade masa tindak lanjut, dan 21 persen lebih mungkin meninggal karena sebab lainnya.

Menurut para peneliti, jumlah itu lebih besar dibanding risiko kematian pada pria perokok, dan para pria dengan gaya hidup buruk.

Disebutkan, masing-masing kelompok pria dari kedua gaya hidup tersebut "hanya" 37 persen dan 21 persen lebih mungkin mati karena berbagai sebab.

“Menilai kepuasan perkawinan dan manfaat kesehatan dari program pendidikan perkawinan untuk pasangan muda harus dilaksanakan."

"Hal ini penting sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan untuk masyarakat umum," kata Lev-Ari yang adalah Kepala Promosi Kesehatan di Tel Aviv University School of Public Health ini.