SonoraBangka.id - Pandemi Covid-19 membuat semua sektor ekonomi mengalami perlambatan. Semua sektor terdampak sehingga berbagai kebijakan refocusing maupun restrukturisasi dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dari keterpurukan. Imbasnya tidak lain pasti berpengaruh kepada pendapatan daerah. Sehingga mau tidak mau dilakukan berbagai tindakan efesiensi khususnya belanja pada operasional pemerintahan.
Terkait hal tersebut, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengatakan bahwa, dirinya beserta jajaran terus melakukan efesiensi belanja daerah dengan melakukan berbagai pengurangan dana belanja serta mengoptimalkan potensi pendapatan daerah dari setiap Perangkat Daerah (PD).
"Saya ingin persiapan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022 sudah berjalan dan tentunya prioritas di PD masing-masing sudah disusun.Bagi yang sudah selesai dan sudah diproses di Bappeda Babel selanjutnya kami akan diskusi agar dapat segera menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Pemerintah Daerah," ujar Gubernur Erzaldi belum lama ini.
Gubernur meminta kerja sama dan kebesaran hati berbagai pihak agar melakukan penghematan karena kondisi kritis ini harus dilalui bersama.
Penghematan ini menurutnya akan berpengaruh juga pada pendapatan ASN di lingkungan Pemrov. Babel. Dijelaskannya wacana ini memang tidak dapat dihindari mengingat sudah diterbitkannya surat dari Kementerian Dalam Negeri RI nomor 900/4141/Keuda tanggal 6 Juli 2021 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Kepada ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah Semester Kedua Tahun Anggaran 2021.
"Sehubungan dengan kondisi daerah, pemerintah pusat meminta kita untuk melakukan refocusing, jadi langkah efesiensilah yang harus diterapkan.Tentu saja kondisi kritis saat ini harus menjadi perhatian sehingga di berbagai level pun harus kita efesienkan. Kita harus selalu bersyukur apapun kondisinya," ajaknya memotivasi ASN.
Langkah efesiensi ini memang menjadi langkah prioritas mengingat kondisi keuangan tahun 2021 defisit. Kepala Badan Keuangan (Bakuda) Pemprov. Babel, Fery Afriyanto mengatakan, kondisi ini dikarenakan turunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik dari pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah.
Menurutnya kondisi tahun 2021 memang lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya, kalau tahun sebelumnya kita masih ada Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 169 miliar, namun tahun ini SILPA kita hanya 15 miliar.
"Pada Triwulan 1 Tahun Anggaran (TA) 2021, kita sudah menyampaikan refocusing ataupun reformulasi APBD, sebagaimana kita ketahui bahwa rincian dari struktur APBD kita mengalami pengurangan pendapatan. Mengatasi kondisi besaran tersebut Pak Gubernur sudah berusaha semaksimal mungkin bersama jajarannya, dan mengkalkulasi lagi untuk melakukan efisensi sehingga bisa menurunkan angka defisit yang cukup signifikan," ungkapnya.
Tentunya untuk mengatasi kekurangan tersebut, Fery mengatakan, berdasarkan ketentuan penganggaran kita harus mengutamakan belanja wajib dan menurunkan porsi belanja tidak wajib.