Find Us On Social Media :
Suasana malam Imlek yang berlangsung di Wihara Dharmakirti, Jalan Papera, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (11/2/2021). Tradisi tahunan menyalakan ratusan lilin pelita kembali dilakukan di malam Imlek tersebut sebagai simbol penerangaan dalam agama Buddha.(KOMPAS.com / AJI YK PUTRA ) (kompas.com)

Serba-serbi Hari Raya Imlek: Awal Mula, Tradisi, sampai Pantangan

Oliver Doanatama Siahaan Kamis, 6 Januari 2022 | 18:07 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Kurang dari sebulan lagi orang China di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru China 2537 Kongzili atau Hari Raya Imlek.

Perayaan pergantian tahun berdasar sistem lunisolar ini selalu semarak dirayakan, tak terkecuali di Indonesia.

Meski awal mulanya Imlek hanya dirayakan oleh orang China, lambat laun tradisi ini mulai diakulturasi dan bisa diterima oleh banyak orang.

Di China, warga setempat tidak mengenal kata Imlek. Istilah ini hanya digunakan orang Tionghoa di Indonesia yang diambil dari bahasa Hokkian.

Imlek di negara asalnya disebut sebagai Chun Jié dalam aksara sederhana yang berarti Festival Musim Semi.

Pada tahun 2022 ini, shio yang menjadi andalan adalah Macan Air. Shio ini dipercaya mendatangkan kekuatan, keberanian, dan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan.

Asal-usul

Imlek merupakan perayaan Tahun Baru yang biasa dirayakan orang-orang di kawasan Asia.

Mulai dari Tibet, Taiwan, Korea, Vietnam, serta negara dengan penduduk berbahasa China seperti Singapura, dan Malaysia tak mau melewatkan momen penting ini.

Imlek menurut sejarah sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini bermula ketika orang China kuno berkumpul untuk merayakan masa akhir panen.