Find Us On Social Media :
Pedagang menjajakan pernak pernik Imlek di Pasar Glodok, Jalan Pancoran Raya, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (29/1/2019). Selain di Jalan Pancoran Raya, pedagang banyak yang menggelar lapak hingga memasuki area Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Jalan Kemenangan III, Glodok.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) (kompas.com)

Kenapa Tahun Baru Imlek Identik dengan Hujan, Ini Penyebab dan Filosofinya

Oliver Doanatama Siahaan Minggu, 30 Januari 2022 | 22:03 WIB

SONORABANGKA.ID - Perayaan Tahun Baru Imlek akan jatuh pada Selasa (01/02/2022). Kemeriahaan menyambut Imlek pun mulai tampak di beberapa tempat.

Perayaan Imlek identik dengan festival lampion berwarna merah. Lampion-lampion tersebut digantungkan berjajar di kelenteng, tepi jalan, kawasan chinatown atau pecinan, dan lokasi kuliner.

Selain lampion, sebagian masyarakat di Indonesia mengidentikkan perayaan Imlek dengan hujan. Pertanyaan seputar kenapa Imlek identik dengan hujan, sering ditemui di media sosial atau dilontarkan orang-orang di sekitar kita.

Sebetulnya, peristiwa turun hujan saat Imlek bisa dijelaskan secara ilmiah. Tapi, ada pula makna filosofis dari peristiwa turun hujan saat perayaan Imlek.

Alasan Imlek identik dengan hujan

Dosen Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Prihantoro menjelaskan, turunnya hujan pada perayaan Imlek tersebut berkaitan dengan musim di Indonesia.

Curah hujan tinggi saat Imlek merupakan kondisi khas di Indonesia yang belum tentu terjadi di China maupun negara lainnya yang juga merayakan Tahun Baru China.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Tahun Baru Imlek menandai dimulainya hari pertama pada sistem penanggalan lunar yang dianut masyarakat China.

Fahmi mengatakan, penanggalan pada kalender lunar atau bulan sebetulnya dibuat berdasarkan campuran antara sistem penanggalan Masehi dan Hijriah.

Meskipun disebut penanggalan lunar, bila ditelaah maka penanggalan lunar menggunakan perpaduan unsur matahari dan bulan.