SonoraBangka.ID - Film superhero bagus udah bukan barang langka. Yang langka, formulanya.
Saking seragamnya formula bikin film superhero bagus, banyak yang nyangka karya satu niru karya lain.
Padahal, emang belum nemu bumbu baru aja.
Menemukan formula baru sebenarnya bisa dimulai dengan hal simpel. Hampir semua superhero rata-rata adalah manusia biasa. Kenapa nggak fokus di sisi manusianya, dibanding kekuatan supernya?
Terdengar mudah, tapi ketika diaplikasikan sepertinya nggak gampang.
Namun ketika Matt Reeves melakukannya di The Batman (2022), bisa dibilang dirinya berhasil.
Batman memang sosok yang cocok buat ditampilkan sisi manusianya. Bagaimanapun, dia nggak punya kekuatan super (kecuali kalo lo memasukkan kekayaan dan warisan melintir sebagai super power).
Ia hidup di wilayah penuh kriminal, korupsi, dan tipu daya. Yap, meski Gotham adalah kota fiksi, kehidupannya bisa ditemui di dunia nyata.
Ditambah entah sudah berapa kali variasi film Batman tayang di layar lebar, "menelanjangi" kekuatannya untuk fokus pada sisi manusianya membuat The Batman jadi segar.
Lupakan adegan berantem mewah, beragam gadget kece, atau aksi Bruce Wayne dalam keseharian: Robert Pattinson yang memerankan Bruce dan Batman, digambarkan sebagai sesosok kesepian yang belum tau mau gimana nasibnya ke depannya.