SonoraBangka.id - Mungkin saat ini sadar atau tidak, kita sedang terjebak dalam fenomena sandwich generation.
Kita mengalami sandwich generation jika kita berada dalam kondisi yang terjepit oleh kebutuhan orang terdekat, baik orang tua, anak, atau anggota keluarga lainnya, dan bukan hanya bertanggung jawab pada diri sendiri.
“Sandwich generation itu tidak hanya ke orang tua atau anak, tapi luas sekali. Misal ke keluarga lain, selama ia masih membiaya atau harus mengurus secara fisik dan juga emosional, itu bisa dikategorikan sebagai sandwich generation," kata perencana keuangan Finansialku.com Maryadi Santana, CFP®, QWP®.
Mengapa disebut sandwich generation?
Istilah sandwich generation sebenarnya adalah suatu perandaian seperti halnya makanan sandwich, di mana ada jepitan roti yang menghimpit isiannya.
Nah, isian tersebut diilustrasikan sebagai masyarakat yang sedang terhimpit akan keadaan yang mengharuskan untuk menanggung orang tua atau anak secara finansial.
Namun rupanya bukan hanya secara finansial yang ditanggung, tetapi juga fisik dan emosional.
"Tidak selalu terkait dengan keuangan, tapi banyak hal sebenarnya. Cuman memang fokusnya selalu berujung pada keuangan,” ujar Maryadi.
Maryadi mengatakan, berada dalam generasi ini bukanlah sebuah pilihan dan bukan juga hal yang menyenangkan.
Mengapa fenomena ini bisa terjadi?